
Rupiah Menguat di 'Dua Alam', Lanjutkan!

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Mata uang Tanah Air pun perkasa di perdagangan pasar spot.
Pada Kamis (1/1/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.876. Rupiah menguat 0,28% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Sementara di pasar spot, rupiah pun hijau. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.825 di mana rupiah menguat 0,1%.
Tidak hanya rupiah, hampir seluruh mata uang utama Asia pun berjaya di hadapan dolar AS. Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning di perdagangan pasar pada pukul 10:03 WIB:
Sinyal bahwa pelaku pasar berani masuk ke instrumen berisiko sudah datang sejak dini hari tadi. Bursa saham New York ditutup hijau, di mana indeks Dow Jones Industrial Aberage (DJIA) melesat 1,2%, S&P 500 naik 0,83%, dan Nasdaq Composite bertambah 0,74%.
Optimisme investor terdongkrak oleh kabar stimulus fiskal di Negeri Paman Sam. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengungkapkan dirinya sudah berkomunikasi dengan Nancy Pelosi, Ketua House of Representatives (satu dari dua kamar legislatif di AS). Pemerintah mengajukan paket stimulus baru senilai US$ 2,2 triliun yang menunggu lampu hijau dari Kongres.
"Kami membuat banyak kemajuan dalam beberapa hari terakhir. Memang belum ada kesepakatan, tetapi kami akan terus bekerja," kata Mnuchin, seperti dikutip dari Reuters.
"Kami sudah menemukan hal-hal yang perlu klarifikasi lebih lanjut. Pembicaraan semacam ini akan terus berlanjut," tambah Pelosi. Rencananya House akan melakukan pemungutan suara untuk menggolkan paket stimulus terbaru pada Kamis waktu Washington.
Pelaku pasar pun bergairah. Stimulus akan memberi harapan pemulihan ekonomi di Negeri Adidaya, yang akan mendongrak kinerja ekspor negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Pada kuartal II-2020, US Bureau of Economic Analysis melaporkan PDB AS terkontraksi -31,4% secara kuartalan yang disetahunkan (annualized). Ini adalah rekor terendah sejak pemerintah mulai membuat catatan pada 1947.
Namun pada kuartal III-2020 ekonomi AS diperkirakan sudah bangkit. Bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) cabang Atlanta dalam laman GDPNow menyebut, prakiraan pertumbuhan ekonomi AS untuk kuartal III-2020 mencapai 32%.
"Optimisme pulih karena berita stimulus. Kita butuh berita-berita positif. Setiap ada berita positif, pasar akan 'lompat'," ujar Amo Sahota, Executive Director Klarity FX yang berbasis di San Francisco, seperti dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
