Sentimen Kurang Baik, IHSG Masih Berat 'Ngangkat'

Monica Wareza, CNBC Indonesia
01 October 2020 08:45
Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu kemarin (30/9/20) berhasil rebound dan memangkas koreksinya setelah ditutup 'hanya' terkoreksi 0,19% di angka 4.870,03.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 626 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp 7 triliun.

Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan pelaku pasar kali ini tertuju pada rilis data inflasi, kepercayaan bisnis dan PMI manufaktur yang tentunya menjadikan harapan dalam mengawali hari pertama di bulan baru.

Berdasarkan konsensus yang dihimpun oleh Tradingeconomics, bulan September ini RI masih berpotensi mengalami deflasi sebesar -0.1%, mengalami kenaikan secara tahunan sebesar 1.42% YoY.

Sekuritas ini memperkirakan komponen harga masih dapat bergejolak sehingga mempengaruhi deflasi pada bulan September.

Konsumsi masyarakat pada sektor kesehatan diperkirakan akan mendorong inflasi kelompok kesehatan di tengah implementasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta.

Sekuritas ini memprediksi tingkat inflasi pada 2020 akan tetap rendah, bahkan lebih rendah dari batas bawah target inflasi Bank Indonesia, mempertimbangkan tingkat konsumsi masyarakat yang masih cenderung lemah hingga akhir 2020.

Reliance Sekuritas Indonesia menyebutkan bursa Wall Street ditutup variatif setelah Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan belum ada kesepakatan tentang bantuan pandemi. Demokrat menunda pemungutan suara pada proposal mereka dengan negosiasi berlanjut.

Bank sentral AS, Federal Reserve, telah memperpanjang hingga akhir tahun sisa tahun pembatasan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada pembayaran dividen dan pembelian kembali saham (buyback) untuk bank terbesar AS.

Pembatasan dilanjutkan karena "ketidakpastian ekonomi dari respons virus korona" yang sedang berlangsung dan kebutuhan industri perbankan untuk melestarikan modal, kata The Fed dalam sebuah pernyataan Rabu.

Berita tersebut kemungkinan akan mengecewakan bank seperti JPMorgan Chase & Co., yang telah mengindikasikan minat untuk melanjutkan buyback.

Secara teknikal, MNC Sekuritas memperkirakan pergerakan IHSG akan kembali menguji level 4.820-4.850.

Arah pergerakan IHSG sendiri masih memiliki dua skenario, di mana selama IHSG masih mampu bertahan di atas 4.850 maka diperkirakan IHSG berpeluang mengarah ke area 5.000-5.100 untuk membentuk wave B.

Namun sebaliknya, apabila ternyata IHSG terkoreksi agresif ke bawah 4.820 atau bahkan 4.753, maka IHSG terkonfirmasi membentuk wave [v] ke arah 4.500-4.650.

Artha Sekuritas menyebutkan IHSG diprediksi melemah. Secara teknikal IHSG masih bergerak pada trend bearish jangka menengah yang cukup kuat.

Pergerakan masih akan dibayangi kecemasan akan kasus Covid-19 secara harian yang semakin tinggi di dalam negeri. Investor akan mencermati beberapa data perekonomian yang akan dirilis termasuk GDP Amerika Serikat dan Inflasi Indonesia.

IHSG diprediksi akan bergerak di kisaran support (batas bawah) 4.840 dan 4.809 serta resisten (batas atas) di 4.902 dan 4.933.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular