
Emas Global & Antam Sama-sama Ngacir, Beli atau Ntar Dulu?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia di pasar spot diperdagangkan tadi malam waktu AS, Selasa (29/9/2020) di level US$ 1.890/troy ons dengan level tertinggi yang dicatatkan yakni di posisi US$ 1.893/troy ons. Harga emas global di pasar spot itu naik 0,47% dari posisi sebelumnya.
Berdasarkan data Kitco, harga emas dunia sudah melesat 394% dalam setahun terakhir. Kitco mencatat, harga emas tetap berada dalam jarak yang sangat dekat dengan level US$ 1.900/troy ons, bahkan kenaikan ini terjadi ketika kepercayaan di antara konsumen AS naik lebih dari yang diharapkan pada September.
Pada Selasa, data The US Conference Board mencatat, indeks kepercayaan konsumen AS naik menjadi 101,8 pada September ini, naik dari pembacaan pada Agustus yakni di posisi 86,3.
Data tersebut juga lebih baik dari yang diharapkan karena perkiraan konsensus analis menyebutkan posisi indeks konsumen di sekitar 90.
Hanya saja, Adam Button, Kepala Strategi Mata Uang di Forexlive.com mengatakan bahwa meskipun data kepercayaan konsumen di AS terbaru lebih baik dari ekspektasi. tapi masih ada banyak jalan yang harus ditempuh emas sebelum posisinya kembali ke level sebelum Covid-19.
Riset UBS
Di sisi lain, bank investasi kelas dunia asal Swiss, UBS Global Wealth Management juga mengatakan, saat ini merupakan waktu yang pas menempatkan dana di instrumen emas.
Investasi di emas dinilai menjadi tempat yang sangat baik menjelang pemilihan Presiden Amerika Serikat, kata UBS kepada CNBC Internasional
"Kami menyukai emas, karena kami pikir emas kemungkinan akan benar-benar mencapai sekitar US$ 2.000/troy ons pada akhir tahun," kata Kelvin Tay, Kepala Investasi Regional UBS.
"Dan emas memiliki lindung nilai tertentu," kata Tay.
"Jika terjadi ketidakpastian atas pemilu AS dan pandemi Covid-19, emas adalah lindung nilai yang sangat, sangat bagus. Dan kelemahannya baru-baru ini merupakan titik masuk yang bagus bagi investor," tambahnya, saat berbicara dalam acara Squawk Box CNBC.
Harga emas telah melesat ke rekor tertinggi tahun ini dan sempat melampaui level US$ 2.000/troy ouonsnce untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Namun harga emas mulai telah turun lagi dan terakhir diperdagangkan di sekitar US$ 1.880/troy ons pada Selasa di perdagangan pasar Asia.
"Logam mulia juga menarik karena ditopang dengan tren suku bunga rendah," kata Tay.
Jika suku bunga tetap rendah seperti yang diindikasikan oleh bank sentral AS, The Fed, biaya untuk membenamkan dana di emas - aset non-imbal hasil - akan "cukup rendah". Itu karena investor tidak perlu memberikan bunga yang seharusnya diperoleh saat berinvestasi di aset non emas.
Emas Antam
Di Indonesia, harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam juga naik pada perdagangan Selasa kemarin (29/9/2020), setelah stagnan awal pekan kemarin.
Harga emas dunia yang menguat tajam, mengerek harga logam mulia ini.
Melansir data dari situs resmi logammulia.com, harga emas Antam satuan 1 gram, Selasa kemarin, dibanderol Rp 1.014.000/batang, naik Rp 8.000 atau 0,8% ketimbang harga kemarin.
Sementara satuan 100 gram yang biasa jadi acuan hari ini dihargai Rp 95.612.000/batang atau Rp 956.120/gram naik 0,84%.
Harga emas dunia pada awal pekan naik lebih dari 1% ke US$ 1.880/troy ons. Indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah 0,38%, turun dari level terkuat dalam 2 bulan terakhir menjadi pemicu penguatan emas dunia.
Selain itu, Nancy Pelosi, Ketua DPR AS dari kubu Partai Demokrat mengatakan bahwa mereka sudah menyiapkan rancangan undang-undang untuk paket stimulus bantuan Covid-19 lanjutan senilai US$ 2,2 triliun. Namun ia tidak menjelaskan kapan voting akan dilakukan.
Stimulus fiskal merupakan salah satu bahan bakar bagi emas untuk bergerak naik.
Di pekan ini, harga emas memang diprediksi akan naik. Hal tersebut terlihat dari survei yang dilakukan Kitco pada pekan lalu.
Survei yang dilakukan terhadap 16 analis di Wall Street menunjukkan 38% memprediksi harga emas dunia akan menguat (bullish) di pekan ini. Sementara yang memprediksi turun (bearish) sebanyak 31%, begitu juga yang memprediksi emas tidak kemana-mana (neutral) 31%.
Selain itu, survei yang dilakukan terhadap 2.391 pelaku pasar atau yang disebut Main Street menunjukkan 50% melihat emas akan menguat di pekan ini. 34% memprediksi turun, dan yang memprediksi tidak kemana-mana sebanyak 15%.
Sementara itu, direktur trading global Kitco Metals, Peter Hug, mengatakan support (batas bawah) terdekat emas berada di level US$ 1.850/troy ons, selanjutnya di US$ 1820/troy ons.
Sementara resisten (batas atas) berada US$ 1.975/troy ons. Menurutnya emas berpotensi ke US$ 1.900/troy ons jika pasar saham sudah stabil atau menguat.
Prediksi Hug tersebut tepat, harga emas di awal pekan menguat bersamaan dengan melesatnya bursa saham AS (Wall Street).
Selain itu, Hug juga mengatakan meski emas turun hingga US$ 200, outlook jangka panjang masih bullish (tren naik) untuk jangka panjang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/tas) Next Article Ekonomi Redup, Emas Berkilau