
Freeport Kantongi Laba Rp 1,4 T di Semester I 2020

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia (PTFI) tercatat mengantongi laba bersih senilai US$ 94 juta atau sekitar Rp 1,39 triliun (asumsi kurs Rp 14.800 per US$) sepanjang enam bulan pertama tahun ini. Nilai ini dikantongi dengan margin laba bersih hingga Juni ini sebesar 8,1%.
Hal tersebut tertuang dalam bahan pemaparan Holding BUMN Tambang Mining Industry Indonesia (MIND ID) atau PT Inalum (Persero) saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (29/09/2020).
Laba tersebut berasal dari pendapatan yang senilai US$ 1,16 miliar atau sekitar Rp 17,21 triliun pada periode yang sama.
Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak mengatakan salah satu yang menunjang pendapatan Freeport Indonesia pada semester I tersebut yaitu meningkatnya harga jual komoditas tembaga dan emas, berbeda dengan komoditas dari anak usaha Inalum lainnya.
"Untuk Freeport, realisasi harga tembaga ada kenaikan, berbeda dengan komoditas lain yang tertekan. Harga tembaga naik di Juni US$ 3 per pound, begitu juga emas ada penyesuaian di Mei dan Juni," kata Orias kepada Komisi VI DPR RI, Selasa (29/09/2020).
Dari segi operasional, hingga akhir Juni 2020, Freeport telah memproduksi tembaga sebanyak 321 juta Lb dan menjual tembaga sebanyak 299 juta Lb dengan harga jual rata-rata US$ 2,5 per Lb.
Sedangkan emas, imbuhnya, hingga periode yang sama perusahaan telah memproduksi 340 ribu ons dengan jumlah penjualan 319 ribu ons. Harga jual emas rata-rata sepanjang Januari-Juni 2020 ini sebesar US$ 1.709 per ons.
Untuk produksi perak hingga akhir semester I-2020 lalu mencapai 1,42 juta ons dengan penjualan mencapai 1,33 juta ons. Harga jual rata-rata perak tahun ini mencapai US$ 16 per ons.
"Laba Freeport US$ 94 juta year to date laba bersih dibanding dengan ekspektasi sebelumnya. Memang di 2020 belum ada dividen tapi laba di luar ekspektasi karena harga naik," tukasnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Caplok Freeport Rp 55 T, Utang Inalum Membumbung Tinggi