
Bos Inalum Yakin Freeport Bisa Bayar Dividen di 2021

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) atau kini dikenal dengan Mining Industry Indonesia (MIND ID), Holding BUMN Tambang, optimis PT Freeport Indonesia tetap akan membayar dividen pada tahun depan meski kini banyak tekanan di tengah pandemi Covid-19.
Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak mengatakan pihaknya optimis dividen Freeport tidak akan terganggu karena ditopang dari kenaikan harga komoditas, baik tembaga dan emas.
"Harusnya dividen tidak terdampak karena harga tembaga membaik yah, di pertengahan tahun ini kan harga tembaga di atas US$ 3 (per pound). Itu sangat bagus," tuturnya saat ditemui wartawan di Gedung DPR RI, Selasa (29/09/2020).
Sebelumnya, pihaknya memperkirakan Freeport bakal membagikan dividen sekitar US$ 350 juta pada 2021. Sementara pada 2018 Inalum menerima dividen dari Freeport sebesar US$ 180,3 juta.
Orias yakin jika dividen yang bakal dibagikan tahun depan tetap akan lebih tinggi dari dividen pada 2018 lalu, meski belum bisa memastikan apakah target dividen tahun depan tersebut akan tercapai atau tidak.
"Bisa jadi (sesuai estimasi awal US$ 350 juta), karena kondisi di 2018 kan kita dapat kurang lebih US$ 180 juta. Kita harapkan (dividen 2021) lebih baik (dibandingkan 2018)," paparnya.
Hingga semester I 2020 PT Freeport Indonesia mencatatkan keuntungan sebesar US$ 94 juta atau sekitar Rp 1,39 triliun (asumsi kurs Rp 14.800 per US$).
"Sampai dengan Juni, posisinya adalah untung US$ 94 juta. Ini jauh dibandingkan ekspektasi kita sebelumnya," kata Orias.
Meski mencatatkan keuntungan, namun tahun ini Freeport belum membagikan dividen. Orias yakin bakal ada pembagian dividen pada tahun depan.
"Sesuai dengan perhitungan, tahun 2019 dan 2020 Freeport tidak bagi dividen itu kesepakatan kita," jelasnya.
Sebelumnya, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan produksi tembaga pada tahun ini diperkirakan hampir mencapai 800 juta pon dan emas 820 ribu ons. Produksi ini masih 50%-60% dari kapasitas penuh tambang bawah tanah, terutama karena sejak akhir tahun lalu Freeport baru menutup tambang terbuka (open pit) Grasberg.
Pada 2021 produksi diperkirakan naik mencapai 1,4 miliar pon tembaga dan 1,4 juta ons emas atau setara 140.000 kg emas. Produksi pada 2021 ini disebut baru mencapai 75% dari kapasitas produksi tambang bawah tanah.
Lalu, akan beroperasi 100% sesuai kapasitas pada 2022 menjadi 1,6 miliar pon tembaga dan 1,6 juta ons emas.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 2021, Inalum akan Raih Dividen Rp 4,9 T dari Freeport