Usai Reli Senin, Wall Street Terindikasi Flat pada Pembukaan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
29 September 2020 18:42
Trader Gregory Rowe works on the floor of the New York Stock Exchange, Monday, Aug. 5, 2019. Stocks plunged on Wall Street Monday on worries about how much President Donald Trump's escalating trade war with China will damage the economy. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (29/9/2020) bergerak flat setelah pada perdagangan kemarin Wall Street melompat ke zona positif.

Pada pukul 18:00 WIB, kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average terpantau naik 18 poin, tak cukup untuk mengindikasikan penguatan yang signifikan pada pembukaan nanti. Kontrak serupa indeks S&P 500 naik 0,1% sedangkan Nasdaq melemah tipis.

Tren pergerakan yang menyamping ini terhitung kontras dari perdagangan Senin di mana Dow Jones melesat 410 poin, atau 1,5%, S&P 500 dan Nasdaq juga naik masing-masing sebesar 1,6% dan 1,9%.

David Waddell, CEO Waddell & Associates, menilai bahwa pelemahan akhir-akhir ini diperlukan untuk "pembalikan-ke-atas" untuk saham-saham teknologi. "Menurut saya, kita berada di periode pergerakan menyamping. Hanya saja kita akan melakukannya seperti halnya bermain trampolin," ujarnya sebagaimana dikutip CNBC International.

Pelaku pasar bakal memantau debat perdana Presiden AS Donald Trump melawan penantangnya dari Partai Demokrat Joe Biden pada Selasa malam (Rabu pagi WIB). Beberapa analis Wall Street meyakini bahwa debat tersebut bisa berkonsekuensi besar ke pasar.

Namun sebelum debat dimulai, investor akan mencermati kondisi industri semikonduktor setelah Micron melaporkan kinerja kuartal IV-2019 usai penutupan pasar Selasa ini (dini hari nanti waktu Indonesia).

Mereka juga memperhatikan perkembangan stimulus pandemi setelah Partai Demokrat menurunkan nilai paket stimulus yang diajukannya menjadi US$ 2,2 triliun dari sebelumnya US$ 2,4 triliun.

Paket itu termasuk bantuan terhadap pengangguran, subsidi langsung kepada rumah tangga, bisnis kecil, dan pinjaman terhadap sektor penerbangan yang terpukul parah oleh corona (Covid-19).

Namun, kasus corona di AS masih terus meningkat di mana penasehat Gedung Putih untuk urusan kesehatan Anthony Fauci mengatakan bahwa Negara Adidaya itu "bukanlah di tempat yang bagus" karena musim dingin segera tiba dan memperburuk penyebaran virus.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kebijakan Pajak Biden Perberat Pergerakan Dow Futures dkk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular