
Kabar Baik! Calon Vaksin G42 Kimia Farma Masuk Uji Klinis 3

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) saat ini tengah berkomunikasi secara intensif dengan perusahaan Abu Dhabi, G42 Healthcare Holding untuk teknis kerja sama distribusi calon vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan tersebut bekerja sama dengan perusahaan bioteknologi China, Sinopharm.
Corporate Secretary Kimia Farma Ganti Winarno mengatakan vaksin tersebut akan didistribusikan ke Indonesia ini diproduksi oleh G42 di Uni Emirate Arab (UEA) dan saat ini tengah dalam proses uji klinis 3 di negara tersebut.
"Saat ini kami masih terus melakukan komunikasi secara intensif dengan G42 untuk detail teknis lebih lanjut. Saat ini sedang dilakukan Uji Klinis Tahap 3 di UEA," kata Ganti kepada CNBC Indonesia, Selasa (29/9/2020).
Komitmen kerja sama ini diperoleh bulan lalu, di mana disebutkan akan melibatkan Kimia Farma dalam proses uji klinis di Abu Dhabi.
Disebutkan bahwa perusahaan farmasi pelat merah ini akan menyertakan tim khusus untuk proses ini.
Bahkan, kedua perusahaan juga telah menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) untuk pengembangan produk vaksin dengan cakupan kerja sama di bidang produk farmasi, layanan kesehatan, riset dan pengembangan serta uji klinis, serta produksi vaksin, pemasaran, dan distribusinya.
G42 juga akan menyediakan 10 juta dosis vaksin yang diproduksinya untuk Indonesia jelang akhir tahun ini.
"Hasil lainnya yang kita peroleh dengan pertemuan G42 adalah komitmen penyediaan awal vaksin sebesar 10 juta dosis untuk tahun 2020," kata Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri dalam konferensi pers virtual, Sabtu (22/8/2020).
Selain vaksin, anak usaha PT Bio Farma (Persero) ini pun sudah ditunjuk oleh Menteri BUMN Erick Thohir untuk memproduksi beberapa obat Covid-19 seperti Avigan secara mandiri.
Tak hanya Avigan, KAEF juga sudah memproduksi beberapa obat Covid-19 seperti Chloroquine, Hydroxychloroquine dan Azithromycin.
Pemerintah juga berencana untuk memproduksi obat lain yaitu Oseltamivir (Tamiflu) dengan target produksi 480.000 tablet yang juga akan digunakan untuk penanganan pasien Covid-19.
Erick meminta Kimia Farma memproduksi obat-obat tersebut karena paten sudah kadaluarsa.
"Obat yang kemarin kita beli ternyata patennya sudah habis dan mungkin obat itu kita bisa adakan sebagai obat generik lokal," ujar Erick dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (27/8/2020).
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Semua Obat Sirup Ditarik, Bagaimana Nasib Kimia Farma (KAEF)
