RI Mau Bikin SWF, Begini Contoh Praktik di Banyak Negara

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
29 September 2020 13:32
Bank sentral Norwegia
Foto: Getty Images/CNBC International

Salah satu pengelolaan SWF yang menjadi contoh atau patokan kesuksesan global adalah Norwegia. Pada 1969 Norwegia menemukan ladang minyak besar di pantai bagian utaranya yang diberi nama Ekofisk. By the way ini termasuk ladang minyak lepas pantai (off shore) terbesar yang pernah ditemukan.

Lokasinya terletak pada 200 km sebelah setalan dari Stavanger. Ladang minyak ini baru berproduksi  pada 1971. Pada 2014 dikabarkan output dari area Ekofisk mencapai 65 juta barel ekuivalen minyak per harinya.

Sejak saat itu ekonomi Norwegia tumbuh dengan pesat. Saat itulah anggota parlemen Norwegia mulai memikirkan bagaimana agar pendapatan dari minyak tersebut dikelola dengan hati-hati dan bisa memberikan manfaat bagi negara dan bangsa dalam jangka panjang sekaligus sebagai upaya preventif terhadap gejolak harga minyak global.

Di situlah mulai dibentuk SWF untuk dana pensiun. Parlemen akhirnya membuat undang-undangnya. Baru pada 1976 dana untuk SWF tersebut didepositkan untuk pertama kali. Norges Bank Investment Management di bawah bank sentral Norwegia menjadi pihak yang mengelola dana tersebut. 

Dana tersebut kemudian dialokasikan untuk membeli saham, surat utang dan aset-aset properti di berbagai negara. Aset SWF Norwegia terus bertumbuh sampai menjadi yang terbesar di dunia.

Saat ini SWF Norwegia ini memiliki saham di 9.202 perusahaan publik yang tersebar di seluruh negara. Jumlah tersebut berarti SWF Norwegia menguasai 1,5% dari total saham global.

Beberapa saham-saham yang dibeli oleh SWF Norwegia antara lain saham seperti Apple dan Samsung. Menariknya lagi SWF Norwegia tersebut juga berinvestasi di aset keuangan dalam negeri lho yaitu berupa saham dan obligasi baik pemerintah maupun korporasi.  

Di RI investasi SWF Norwegia tersebut dialokasikan untuk aset ekuitas senilai US$ 1,87 miliar di 74 saham domestik dan US$ 3,07 untuk obligasi pemerintah RI serta obligasi korporasi milik PT Pertamina (Persero)

Sejak tahun 1998, dana investasi tersebut telah memberikan imbal hasil rata-rata setahunnya bisa mencapai 5,8%. Model pengelolaan SWF Norwegia ini memang sangatlah baik.

Selain strategi alokasi asetnya dan model dan tata kelolanya, transparansi dari pengelolaannya juga patut diacungi jempol. Ini bisa menjadi salah satu tolok ukur pengelolaan SWF bagi banyak negara tak terkecuali Indonesia, tentu juga harus memperhatikan karakteristik tiap-tiap negara yang juga berbeda ya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular