
Sudah Jatuh 1% Lebih, Saatnya Rupiah Bangkit!

"Dolar AS diperdagangkan berlawanan arah dengan pasar saham. Saat pasar saham naik, dolar AS melemah," ujar Axel Merk, Presiden Merk Investment yang berbasis di California, seperti dikutip dari Reuters.
Ya, dini hari tadi waktu Indonesia bursa saham New York ditutup menguat signifikan. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melesat 1,51%, S&P 500 melonjak 1,61%, dan Nasdaq Composite melejit 1,87%.
Penguatan di pasar saham menunjukkan risk appetite pelaku pasar sudah kembali. Makanya aset aman (safe haven) seperti dolar AS jadi kekurangan peminat.
Pelaku pasar menyambut positif kabar seputar pembahasan stimulus fiskal AS yang terkatung-katung hampir dua bulan. Nancy Pelosi, Ketua House of Representatives (salah satu dari dua kamar legislatif di AS), mengungkapkan bahwa dirinya sudah berbicara dengan Menteri Keuangan Steven Mnuchin akhir pekan lalu.
"Saya masih berharap Partai Demokrat dan Gedung Putih menemukan titik temu. Dia (Mnuchin) harus datang lagi dengan dana yang lebih banyak agar ini bisa selesai," kata Pelosi dalam wawancara dengan MSNBC.
Pemerintah sebenarnya sudah mengajukan paket stimulus baru senilai US$ 1 triliun. Namun dimentahkan oleh kubu Demokrat di House karena nilainya dianggap tidak cukup untuk mendorong ekonomi dan daya beli rakyat AS yang hancur akibat pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Ini yang membuat pembahasan stimulus mandek.
Namun dengan kesediaan Pelosi untuk kembali berdialog, itu sudah menjadi sebuah langkah maju. Kehadiran stimulus fiskal diharapkan mampu menopang ekonomi Negeri Adikuasa sehingga bisa cepat mentas dari resesi. Saat AS pulih, maka bisa menjadi motor pertumbuhan ekonomi di negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Harapan ini membuat investor mulai berani keluar dari sarangnya dan bermain agresif. Aset-aset berisiko yang semula dijauhi kembali diperebutkan. Tidak hanya di AS, investor juga berani masuk ke pasar keuangan Asia. Arus modal ini membuat mata uang Asia perkasa di hadapan dolar AS, tidak terkecuali rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
