
Tekanan Jual Belum Kelar, Kayaknya IHSG Bisa Bertahan

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham dometik bergerak volatil hari ini dan ditutup di zona merah pada sesi pertama Senin (28/9/2020) menyusul koreksi saham-saham unggulan, di tengah jumlah kasus Covid-19 yang mencapai 33 juta di seluruh dunia dan membunuh 1 juta jiwa.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat dibuka naik 0,35% ke 4.962,95 dan langsung melemah selang 12 menit kemudian. Pada penutupan sesi pertama, indeks acuan bursa nasional ini melemah 0,45% atau 22 poin ke 4.923,763.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 318,6 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 3,6 triliun. Sebanyak 6 miliar saham berpindah tangan 408.647 kali. Sebanyak 162 saham naik, 217 turun, dan 153 flat.
Koreksi IHSG terjadi bersamaan dengan jumlah penderita Covid-19 di seluruh dunia yang telah mencapai angka 33 juta, dan 1 juta di antaranya meninggal. Di sisi lain, pelaku pasar mulai ragu bahwa ketersediaan vaksin mampu mengatasi persoalan pandemi ini dalam waktu singkat.
Pandangan skeptis ilmuwan soal vaksin diutarakan oleh Malik Eiris dan Gabriel M Leung dari School of Public Health The University of Hong Kong dalam laporan di jurnal Lancet, mereka mengatakan bahwa hidup normal kembali merupakan asumsi yang mirip ilusi.
Dia mempertanyakan efektivitas vaksin tersebut dalam membangun antibodi secara masal. Laporan terpisah juga menyebutkan risiko Antibody Dependent Enhancement (ADE) yang memungkinkan virus corona justru lebih kebal akibat terkena antibodi yang kurang efektif.
Menurut data Revinitif, indeks saham sektor utilitas memimpin koreksi, sebesar 1,5%. Indeks saham sektor keuangan dan sektor konsumer kompak melemah sebesar -1,1%, sedangkan sektor energi turun 0,9%.
Analisis Teknikal
![]() IHSG Teknikal |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas dengan BB yang cenderung menyempit maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderungbergerak menyamping.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 4.943. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 4.909.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 44, yang menunjukkan belum adanya indikator jenuh beli maupun jenuh jual alias netral.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas atas, maka pergerakan selanjutnya cenderung sideways atau terbatas. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang berada di area netral.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000