
Siap-Siap Nyerok, IHSG Berpeluang Kembali ke Atas 5.000

ursa eJakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 2,24% ke 4.945,791 sepanjang pekan lalu. Bursa kebanggaan Tanah Air juga berada di level penutupan terendah 2,5 bulan. Dalam 5 hari perdagangan, IHSG turun 4 hari beruntun, dan hanya menguat pada Jumat (25/8/2020).
Tekanan bagi IHSG datang dari Menteri Keuangan Sri Mulyani yang memberikan proyeksi terbaru pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020. Tetapi proyeksi tersebut lebih buruk dari sebelumnya.
"Kemenkeu yang tadinya melihat ekonomi kuartal III minus 1,1% hingga positif 0,2%, dan yang terbaru per September 2020 ini minus 2,9% sampai minus 1,0%. Negatif teritori pada kuartal III ini akan berlangsung di kuartal IV. Namun kita usahakan dekati nol," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita September, Selasa (22/9/2020).
Sri Mulyani mengatakan Kemenkeu memprediksi perekonomian di kuartal III-2020 minus 2,9% sampai minus 1,0%. Melihat prediksi tersebut, resesi pasti terjadi di Indonesia, dan menjadi yang pertama sejak tahun 1999.
Sementara dari eksternal, bursa saham Amerika Serikat (AS) yang mengalami aksi jual turut membebani pergerakan IHSG.
Kabar baiknya, pada perdagangan Jumat lalu bursa AS menguat tajam, indeks Dow Jones melesat 1,3%, S&P 500 1,6%, dan Nasdaq memimpin 2,26%. Penguatan tersebut, tentunya akan berdampak positif pada IHSG di awal pekan ini, Senin (28/9/2020).
Secara teknikal, IHSG melesat lebih dari 2% dan mendekati level psikologis 5.000 pada perdagangan Jumat lalu.
IHSG kini berada di atas level 4.867 yang merupakan Fib. Retracement 38,2% pada grafik harian.
Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun ini 3.911 pada grafik harian.
![]() Foto: Refinitiv |
Indikator stochastic pada grafik harian mulai bergerak naik setelah mendekati wilayah jenuh jual (oversold).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Sementara itu, indikator Stochastic grafik 1 jam belum mencapai wilayah oversold, sehingga ruang penguatan masih terbuka.
![]() Foto: Refinitiv |
Level psikologis 5.000 kini menjadi resisten terdekat, jika mampu ditembus IHSG berpeluang menuju 5.075.
Sementara itu support terdekat berada di kisaran 4.930, jika kembali ke bawah level tersebut IHSG berisiko turun ke 4.900 sebelum menuju area 4.867.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Impor Batu Bara RI, Saham Batu Bara Meledak