Jejak Freddy Widjaja, Anak Bos Sinarmas yang Gugat 5 Saudara

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
26 September 2020 13:34
Freddy Widjaja (CNBC Indonesia/Syahrizal)
Foto: Freddy Widjaja (CNBC Indonesia/Syahrizal)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tidak banyak yang mengetahui kiprah Freddy Widjaja di dunia bisnis. Anak dari konglomerat dan pendiri Grup Sinamas Eka Tjipta Widjaja dari istri Lidia Herawati Rusly ini, lebih banyak mondar-mandir Singapura dan Filipina ketimbang di Indonesia dan menjalani bisnisnya sendiri.

Freddy mengaku, tidak mendapat fasilitas bisnis apapun dari ayahnya dan sekarang, ia harus menjadi wiraswasta. Boro-boro kursi direksi maupun komisaris di perusahaan maupun anak perusahaan Sinarmas.



Inilah yang membuatnya geram dan mengajukan gugatan kepada 5 saudara tirinya karena berdasarkan akta wasiat nomor 60 tahun 2008, kelima saudara tirinya menerima kelebihan dari uang tunai dan harta benda dari almarhum setelah pembagian waris.

Dalam pengakuannya kepada CNBC Indonesia, pria kelahiran 14 Oktober 1968 ini menjalani bisnis perkebunan sawit di Pulau Bangka, bisnis yang digelutinya sejak lama dan karenanya ia cukup dekat dengan saudara tirinya, Franky Widjaja. "Saya ada saham di perkebunan kelapa sawit di Pulau Bangka. Join dengan beberapa partner," katanya kepada CNBC Indonesia, baru-baru ini.

Freddy Widjaja (CNBC Indonesia/Syahrizal)Foto: Freddy Widjaja (CNBC Indonesia/Syahrizal)
Freddy Widjaja (CNBC Indonesia/Syahrizal)



Selanjutnya, ia juga menggeluti bisnis reklamasi pasir laut di Filipina. Berawal dari diajak teman, ia fokus di bisnis reklamasi tersebut sejak tahun 2015 lalu. Freddy, sebelumnya juga pernah berkecimpung di bisnis ini karena punya pengalaman sejak tahun 2001 ia pernah memiliki konsesi pasir laut di Pulau Bintan.



Namun, mengemukanya isu lingkungan dan politik, setelah Reformasi, kebijakan ini dihentikan oleh pemerintah dengan diterbitkannya Keputusan Presiden (Keppres) yang melarang ekspor pasir laut.

"Di zaman Ibu Megawati tidak boleh ekspor pasir laut SKB 3 menteri, naik jadi Keppres. Sampai pak SBY juga gak berani cabut ini Keppres larangan ekspor pasir laut," paparnya.

Tidak hanya di Filipina, bisnis reklamasi pasir laut Freddy juga merambah ke Johor, negara bagian Negeri Jiran di selatan Semenanjung Malaysia. "Saya juga ada reklamasi di Johor, Malaysia, saya dapat proyek di sana. Ada perusahaan kecil-kecilan," tuturnya lagi.

Namun, di saat pandemi ini, karena kebijakan Filipina di bawah kepemimpinan Rodrigo Duterte memberlakukan karantina wilayah, ia memutuskan kembali ke Indonesia sembari menyelesaikan proses persidangan.

"Saya banyak di Filipina dan Singapura, jarang di Indonesia sebetulnya, paling pulang ke Indonesia buat makan-makan doang, 7 hari 8 hari," pungkasnya.

Bekal dari Sang Ayah

Dalam berbisnis, ada beberapa prinsip yang selalu diingatnya dari ayahanda. Pertama, Eka Tjipta selalu mengajarkan untuk menjaga kepercayaan dari orang lain.

"Pernah aset dia [ayah] disita Jepang, dia punya utang, dia jual semua itu semua aset, rumah mobil untuk lunasin. Jadi saat dia butuh lagi, dikasih 2-3 kali lipat, dibayar kok sama dia, meskipun dia miskin dulu sementara," paparnya.

Tak hanya itu, selain itu, dalam berbisnis, ayah juga mengajarkan anak-anaknya untuk jujur, tekun dan fokus. "Dia fokus di bidang kelapa sawit, kopra sampai jadi besar jadi Bimoli, sampai Salim Grup pun naksir," kisahnya.

Tak hanya itu, perihal berbisnis, Eka Tjipta mengajari, kalau mau memulai usaha, harus yang dipakai sehari-hari orang habis (daily needs).

"Misalnya minyak goreng, kertas, semua pakai kertas. Dia gak mau main teknologi, main tambang. Papi gak mau main tambang, karena tambang itu tidak kelihatan, jaman dulu kan satelit belum kayak sekarang. Dia punya prinsip dagang yang tekun, jujur, tembakannya bagus," paparnya.



(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cerita Anak Crazy Rich Eka Tjipta yang Berjuang Kejar Warisan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular