Kejutan! Produksi Industri Singapura Melesat, Dolarnya Kuat

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
25 September 2020 13:28
FILE PHOTO: A Singapore dollar note is seen in this illustration photo May 31, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Dolar Singapura (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (25/9/2020).

Data ekonomi Singapura yang menunjukkan kejutan membuat mata uangnya jadi kuat pada hari ini.

Melansir data Refinitiv, dolar Singapura hari ini menguat 0,65% ke Rp 10.860,55/SG$ di pasar spot.

Dalam 4 hari perdagangan di pekan ini, mata uang Negeri Merlion ini melemah 2 kali dan menguat 2 kali. Sehingga jika penguatan cukup tajam mampu dipertahankan hingga penutupan nanti, maka dolar Singapura akan membukukan penguatan mingguan.

Badan Pengembangan Ekonomi Singapura hari ini melaporkan produksi industri melesat 13,7% year-on-year (YoY) di bulan Agustus, setelah mengalami penurunan 7,6% YoY di bulan sebelumnya.

Produksi industri tersebut bahkan sudah menurun dalam 3 bulan beruntun, akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19).

Kenaikan produksi industri di bulan Agustus jauh di atas konsensus Trading Economics sebesar 4,6% YoY.

Badan tersebut mengatakan pertumbuhan tajam tersebut didorong oleh sektor elektronik, dengan penguatan menguat 44,2% YoY. Jika tidak memasukkan sektor biomedis yang volatil, produksi industri bahkan mencatat kenaikan 15,3% YoY.

Data ini tentunya memberikan angin segar bagi Singapura, setelah data yang dirilis sebelumnya menunjukkan deflasi yang berkelanjutan.

Bank sentral Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) pada Rabu (23/9/2020) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang kembali menunjukkan deflasi. IHK inti dilaporkan -0,3% year-on-year (YoY) di bulan Agustus, dari bulan sebelumnya -0,4% YoY.

Dengan demikian, Singapura sudah mengalami deflasi dalam 7 bulan beruntun, menjadi yang paling parah dalam 2 dekade terakhir.

IHK yang masih terus menurun memberikan gambaran roda perekonomian masih berputar dengan lambat di Negeri Merlion, sehingga pemulihan ekonomi dari resesi akibat pandemi Covid-19 kemungkinan akan berlangsung lama.

MAS memprediksi sepanjang tahun ini IHK inti akan berada di kisaran -1% sampai 0%.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular