Singapura Deflasi Tanpa Henti, Bikin Dolarnya Jadi Galau

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 September 2020 14:12
FILE PHOTO: A Singapore dollar note is seen in this illustration photo May 31, 2017.     REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Dollar Singapur (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat melawan rupiah pada perdagangan Kamis (24/9/2020) setelah turun cukup tajam Rabu kemarin. Singapura yang mengalami deflasi panjang membuat mata uangnya terpukul kemarin. Tetapi di sisi lain, rupiah juga sedang tertekan, sehingga dolar Singapura jadi mampu menguat lagi hari ini.

Pada pukul 13:16 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.806,49, dolar Singapura menguat 0,42% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sementara kemarin, dolar Singapura juga melemah dengan persentase yang sama, 0,42%. Artinya pelemahan kemarin sudah "dibayar lunas".

Bank sentral Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) kemarin melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang kembali menunjukkan deflasi. IHK inti dilaporkan -0,3% year-on-year (YoY) di bulan Agustus, dari bulan sebelumnya -0,4% YoY.

Dengan demikian, Singapura sudah mengalami deflasi dalam 7 bulan beruntun, menjadi yang paling parah dalam 2 dekade terakhir.

IHK yang masih terus menurun memberikan gambaran roda perekonomian masih berputar dengan lambat di Negeri Merlion, sehingga pemulihan ekonomi dari resesi akibat pandemi Covid-19 kemungkinan akan berlangsung lama.

MAS memprediksi sepanjang tahun ini IHK inti akan berada di kisaran -1% sampai 0%.

Sementara itu, rupiah hari ini tertekan akibat memburuknya sentimen pelaku pasar. Kala sentimen sedang memburuk, aset-aset emerging market seperti rupiah akan kalah bersaing dengan aset negara maju seperti dolar Singapura.

Memburuknya sentimen pelaku pasar tercermin dari merosotnya bursa saham global. Bursa saham AS (Wall Street) mengawali perdagangan Rabu waktu setempat di zona hijau, tetapi di akhir perdagangan justru kembali ambrol. Aksi jual di sektor teknologi kembali menjadi pemicu merosotnya bursa dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia ini.

Ambrolnya kiblat busa saham dunia tersebut diikuti bursa saham Asia hari ini rupiah pun terpukul. Tidak hanya bursa saham, emas yang merupakan aset safe haven juga ikut merosot. Hal tersebut menunjukkan sentimen pelaku pasar memang sedang buruk pada hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar Australia Tak Mampu Tembus Rp 10.700/AU$, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular