Jualan di Pinggir Jalan, Seberapa Anjlok Bisnis Pizza Hut Cs?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
24 September 2020 11:23
Karyawan PHD berjualam pizza di pinggir jalan di Kawasan Bintaro, Tangerang Selatam, Jumat (18/9/2020). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto))
Foto: Karyawan PHD berjualam pizza di pinggir jalan di Kawasan Bintaro, Tangerang Selatam, Jumat (18/9/2020). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto))

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah pandemi Covid-19, ada fenomena restoran besar terutama waralaba (franchise) yang pegawainya berjualan di pinggir jalan.

Dua di antaranya yakni PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), pemegang lisensi waralaba (franchisee/terwaralaba) Pizza Hut di Indonesia, dan Ta Wan yang dikelola PT Eatwell Culinary Indonesia.

Adapun McDonald's Indonesia (MCD) tidak ikut turun ke jalan untuk menjajakan produk makanan cepat sajinya seperti Pizza Hut dan Ta Wan. Sebagai informasi, lisensi MCD di Tanah Air dipegang oleh PT Rekso Nasional Food, anak usaha dari Rekso Group di bawah bendera PT Anggada Putra Rekso Mulia.

Lantas bagaimana kinerja perusahaan makanan cepat saji ini?

Kurniadi Sulistyomo, Corporate Secretary PZZA, sebelumnya sudah memaparkan dampak pandemi terhadap kondisi perusahaan.

Dia mengatakan perseroan masih melakukan pembatasan waktu dan jam untuk kegiatan usaha dan operasional outlet restoran serta pembatasan kapasitas tempat duduk (dine-in) di berbagai wilayah kabupaten atau kotamadya di Indonesia.

Akan tetapi, sampai saat ini perseroan belum melakukan PHK (pemutusan hubungan kerja), pemotongan gaji atau perumahan karyawan.

"Namun demikian kami mengatur penyesuaian terhadap jadwal shift kerja, khususnya untuk karyawan outlet restoran. Hal ini disesuaikan dengan pembatasan jam dan waktu kegiatan usaha di masing-masing kabupaten dan kotamadya," katanya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (15//9/2020).

Perseroan memprediksi terjadi penurunan total pendapatan di bawah 25% tahun ini, sementara laba bersih juga diramal terkoreksi hingga 75%.

"Kami juga melakukan berbagai upaya strategi pemasaran dan promosi untuk mempertahankan penjualan produk kami di outlet," katanya.

Sebagai informasi, jumlah karyawan perusahaan baik tetap dan tidak tetap memang berkurang hingga saat ini menjadi 7.818 dari akhir tahun lalu 8.649 orang.

Pada kuartal I-2020, PZZA mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 85% menjadi Rp 6,04 miliar. Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya, PZZA membukukan laba bersih Rp 40,17 miliar.

Pada 3 bulan pertama tahun ini, Sarimelati membukukan penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp 955,64 miliar, naik 5,58% dari tahun sebelumnya Rp 902,28 miliar.

Adapun pada semester I-2020, penjualan turun 6,7% menjadi Rp 1,81 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp 1,94 triliun, sementara laba bersih anjlok 89% menjadi Rp 10,48 miliar dari sebelumnya Rp 99,65 miliar.

Sebelumnya, saham perusahaan di BEI juga terpengaruh langkah perusahaan pengelola dana atau hedge fund asing, Albizia ASEAN Opportunities Fund, juga mengurangi kepemilikan sahamnya di PZZA. 

Data BEI per sesi I perdagangan Kamis (24/9/2020), saham PZZA naik 7,76% di posisi Rp 625/saham dengan koreksi year to date 44%.

Khusus untuk PT Eatwell Culinary Indonesia saat ini belum berstatus terbuka sehingga data laporan keuangan belum terpampang secara publik.

Sebelumnya pada 17 November 2018, CNBC Indonesia memberitakan bahwa Eatwell Culinary Indonesia akan diakuisisi setelah perseroan menerbitkan surat utang.

Dalam keterangan perusahaan terkait dengan rapat umum pemegang surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) perseroan di situs PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), perseroan menyampaikan rencana pengakuisisiannya dalam agenda rapat.

Ta Wan mulai menewarkan makanannya di Jalan kawasan Pondok Indah. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)Foto: Ta Wan mulai menewarkan makanannya di Jalan kawasan Pondok Indah. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ta Wan mulai menewarkan makanannya di Jalan kawasan Pondok Indah. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Eatwell adalah pemilik restoran makanan Jepang Ichiban Sushi, masakan China Ta Wan, makanan kotakan Dapur Solo, dan food court Eat and Eat.

Perusahaan menerbitkan MTN pada 12 April 2018 senilai Rp 125 miliar dengan kupon 10,5% dan akan jatuh tempo pada April 2021.

Bertindak sebagai pengatur penerbitan (arranger) adalah PT Danareksa Sekuritas dan PT Sucor Sekuritas, sedangkan agen pemantaunya adalah PT Bank Mega Tbk (MEGA).

Eatwell menyatakan diri sebagai grup restoran dengan gerai terbanyak di dalam negeri karena sudah memiliki 189 gerai di 34 kota per Juni 2018.

Kembali ke Pizza Hut, Direktur Sarimelati Kencana Joe Sasanto tidak merespons saat dihubungi CNBC Indonesia mengenai alasan mengapa banyak pegawainya berjualan di pinggir jalan, termasuk pilihan dalam strategi bisnis.

Sejak beberapa bulan lalu, pegawai Pizza Hut kerap dijumpai menjajakan produknya di pinggir jalan. Salah satu yang kerap ditemui adalah produk Rp 100.000/4 box.

Wakil Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) bidang Restoran Emil Arifin menilai restoran kecil bahkan hingga besar sekalipun mau tidak mau mengambil langkah berjualan di pinggir jalan tersebut.

Proses jemput bola ke konsumen harus dilakukan di tengah kondisi sulit.

"Mau nggak mau dia mau dapat BEP [break event point] saja. Kalau nggak dapat BEP kan rugi. Jadi dia jualan di pinggir jalan. Gitu semua sekarang buat dapat BEP. Kalau nggak gimana dia bertahan," sebut Emil kepada CNBC Indonesia, Jumat (18/9).

Khusus Pizza Hut, sebelumnya juga diterpa kabar internasional ketika adanya proses kepailitan yang diajukan NPC International Inc, pemegang waralaba Pizza Hut di Amerika Serikat (AS).

Namun Kurniadi, Sekretaris Perusahaan PZZA, mengatakan bahwa memang benar NPC International telah memutuskan penutupan atas sejumlah outlet di AS sebagai bagian dari proses kepailitan yang berlangsung di sana.

Namun, dia menegaskan, perseroan dengan ini kembali menyatakan penegasan bahwa NPC tidak memiliki hubungan usaha maupun hubungan hukum dengan perseroan.

"Keputusan NPC untuk melakukan penutupan atas sejumlah outlet tersebut tidak memiliki dampak, baik dari aspek keberlangsungan usaha, kegiatan operasional, kondisi keuangan dan/atau hukum, baik secara langsung maupun tidak langsung, terhadap perseroan," katanya dalam keterbukaan informasi di BEI, Rabu (19/8/2020).

Kurniadi mengatakan, NPC merupakan salah satu dari 110 penerima waralaba Pizza Hut di AS. Akan tetapi, NPC International tak memiliki hubungan usaha maupun hubungan hukum dengan perseroan.

Hal ini, kata Kurniadi, dapat dibuktikan dalam daftar pemegang saham, laporan keuangan maupun laporan tahunan perseroan. Pasalnya, Sarimelati Kencana melakukan perikatan perjanjian lisensi waralaba dengan Pizza Hut Asia Pacific Holdings, LLC (PHAPH), sebagai pihak pembeli waralaba.

Badan hukum ini juga tidak memiliki afiliasi dengan NPC International.

"Perseroan melakukan perikatan perjanjian lisensi waralaba dengan Pizza Hut Asia Pacific Holdings LLC (PHAPH), selaku pihak pemberi waralaba (franchisor)," katanya.

PHAPH merupakan badan hukum yang terpisah dan tidak memiliki hubungan terafiliasi dengan NPC.

Adapun Pizza Hut adalah brand yang dimiliki oleh Yum! Brands. NPC menjadi salah satu terwaralaba brand ini di dunia.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Berdarah-darah' Efek Pandemi, Pizza Hut Rugi Rp 94 M di 2020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular