Analisis Teknikal

RI Sudah Fix Resesi, Jalan IHSG di Sesi II Makin Terjal

Tri Putra, CNBC Indonesia
22 September 2020 12:42
Pengunjung melintas dan mengamati pergerakan layar elektronik di di Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi pertama Selasa (22/9/20) ditutup anjlok 0,87% di level 4.955,99. Pada sesi II, IHSG masih berpotensi bertahan di zona merah setelah Menteri Keuangan menyampaikan Indonesia sudah pasti resesi.

Selain itu, skandal bank raksasa yang diduga terlibat pencucian uang dan rencana lockdown di Eropa menjadi sentimen negatif bagi pelaku pasar global, yang turut memukul IHSG.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih Rp 292 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 3,7 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan resesi yang terjadi di kuartal III-2020.

"Kemenkeu yang tadinya melihat ekonomi kuartal III minus 1,1% hingga positif 0,2%, dan yang terbaru per September 2020 ini minus 2,9% sampai minus 1,0%. Negatif teritori pada kuartal III ini akan berlangsung di kuartal IV. Namun kita usahakan dekati nol," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita September, Selasa (22/9/2020).

Berikut outlook dari Sri Mulyani pada Kuartal III-2020 :

  • Konsumsi Rumah Tangga : Kontraksi Minus 3% sampai minus -1,5%
  • Konsumsi Pemerintah: Positif 9,8%-17%
  • Investasi : Kontraksi -8,5% sampai -6,6%
  • Ekspor : Kontraksi -13,9% sampai -8,7%
  • Impor : Kontraksi -26,8% sampai -16%.

"Secara keseluruhan tahun 2020, proyeksi Kemenkeu antara minus 1,7% sampai minus 0,6%," kata Sri Mulyani.

Untuk diketahui ekonomi kuartal I-2020 masih positif di 2,97% sementara ekonomi di kuartal II-2020 minus 5,32%. 
Jika terjadi dua kuartal berturut-turut ekonomi negatif atau kontraksi maka Indonesia masuk resesi.

Selain itu, sentimen negatif datang dari Eropa, Inggris kabarnya akan kembali melakukan karantina wilayah (lockdown) akibat jumlah kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19).

CNBC International yang mengutip BBC melaporkan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson dikabarkan mempertimbangkan untuk kembali lockdown untuk menghentikan penyebaran Covid-19. Rencana tersebut kembali mengemuka setelah Inggris melaporkan lebih dari 4.000 kasus baru virus corona pada hari Minggu lalu.

Inggris tidak sendirian, banyak negara-negara Eropa mengalami peningkatan kasus yang signifikan setelah kebijakan lockdown dilonggarkan.

Sementara itu skandal perbankan global mencuat setelah FinCEN Files yang berisi sekumpulan dokumen penting nan rahasia di dunia perbankan dan keuangan, bocor ke publik. Dokumen itu berisi 2.500 lembar halaman, sebagian besar adalah file yang dikirim bank-bank ke otoritas Amerika Serikat (AS) antara tahun 1999 sampai 2017.

Di dalam file tersebut terdapat skandal penggelapan dana hingga pengemplangan pajak dari lembaga keuangan besar dunia. Terdapat penjelasan soal bagaimana beberapa bank terbesar di dunia mengizinkan kriminal mentransaksikan "uang kotor" ke seluruh dunia dan nilainya mencapai sekitar US$ 2 triliun

Teknikal Analisis

Teknikal IHSGFoto: Tri Putra/CNBC Indonesia
Teknikal IHSG

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada diarea batas bawah dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya berpotensi terapresiasi meskipun akan sulit kembali ke zona hijau akan tetapi sepertinya IHSG memiliki tenaga untuk memangkas koreksi.

Untuk merubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 4.982 apabila level ini berhasil terlewati maka IHSG berpotensi menguat ke angka 4.996. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 4.949.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 31, yang menunjukkan adanya indikator jenuh jualsehingga biasanya menandakan pergerakan IHSG selanjutnya akan cenderung terapresiasi.

Selain itu muncul pola candlestick reversal hammer yang biasanya ditemukan pada tren pelemahan yang menunjukkan bahwa indeks akan siap untuk berbalik arah.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area pivot, maka pergerakan selanjutnya cenderungterapresiasi, hal ini dikonfirmasi oleh RSI yang sudah jenuh jual dan indikator candlestick reversal hammer.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular