
Ouch! Rupiah Kepleset, Dolar AS Balik ke Atas Rp 14.700

Sementara dari sisi eksternal, investor mencemaskan risiko pengetatan pembatasan sosial (social distancing) di sejumlah negara akibat lonjakan penderita virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Eropa kini sedang jadi sorotan.
Mulai pekan ini, Kota Nice, Marseille, dan Bordeaux di Prancis melarang warga berkumpul lebih dari 10 orang di tempat umum. Sementara pemerintah Inggris mulai berpikir untuk menaikkan 'dosis' social distancing dari saat ini berlaku yaitu larangan berkumpul lebih dari enam orang (rule of six).
"Saya tidak mau memberlakukan lockdown (karantina wilayah) nasional jilid II, sama sekali tidak. Namun kalau Anda lihat apa yang terjadi sekarang, Anda pasti berpikir apakah perlu untuk menerapkan sesuatu yang lebih dari rule of six," kata Boris Johnson, Perdana Menteri Inggris, seperti diwartakan Reuters.
Mengutip data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah pasien positif corona di Benua Biru per 21 September adalah 5.236.252 orang. Bertambah 38.855 orang (0,75%) dibandingkan sehari sebelumnya.
Dalam 14 hari terakhir (8-21 September), rata-rata pasien baru bertambah 48.983 orang dalam sehari. Melonjak dibandingkan 14 hari sebelumnya yaitu 37.622 orang.
"Eropa sepertinya mulai 'kalah perang'. Ketika banyak berita buruk berdatangan, maka keinginan untuk mengambil risiko tentu berkurang," kata Edward Moya, Analis OANDA, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Pandemi virus corona yang semakin tidak terkendali membuat prospek pemulihan ekonomi menjadi samar-samar. Kalau semakin banyak wilayah yang mengetatkan pembatasan sosial, warga diminta sebisa mungkin untuk #dirumahaja, tentu roda ekonomi akan macet bahkan mungkin berhenti sama sekali.
Oleh karena itu, sepertinya dunia masih akan terjebak dalam resesi ekonomi hingga virus corona berhasil ditumpas. Suramnya prospek ekonomi membuat investor tidak mau macam-macam, lebih baik main aman saja.
Akibatnya, investor menerapkan social distancing terhadap aset-aset berisiko di negara berkembang, termasuk di Indonesia. Rupiah jadi sulit menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)[Gambas:Video CNBC]
