Analisis Teknikal

IHSG Belum Bisa Move On, Sesi II Masih Bakal Merah

Tri Putra, CNBC Indonesia
21 September 2020 13:23
Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan Senin (21/9/20) tertekan yakni turun 0,22% di level 5.048,18 setelah isu independensi Bank Indonesia (BI) kembali santer.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 127 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 2,8 triliun.

Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Astra Internasional Tbk (ASII) dengan jual bersih sebesar Rp 17 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 17 miliar.

Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan beli bersih sebesar Rp 6 miliar dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dengan net buy sebesar Rp 13 miliar.

Sentimen dari dalam negeri soal Bank Indonesia (BI) yang akan kembali menjadi pengawas industri perbankan. Kabar ini kembali muncul di pasar. Bahkan, kabar terbaru menyebutkan perubahan payung hukum tersebut tak lama lagi dibahas pemerintah bersama DPR.

Hal ini menimbulkan isu terhadap independensi BI akan kembali menggoyahkan minat para pelaku pasar dan investor untuk berinvestasi. Ada kemungkinan pelaku pasar dan investor akan melakukan capital outflow kembali terkait akan hal ini seperti yang kita lihat beberapa waktu lalu.

Analisis Teknikal

Teknikal IHSGFoto: Tri Putra/CNBC Indonesia
Teknikal IHSG

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area pivot, dengan BB yang masih menyempit maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terbatas atau sideways.

Untuk merubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.072. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.033.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 45, yang menunjukkan belum ada indikator jenuh jual ataupun jenuh beli.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area pivot, maka pergerakan selanjutnya cenderung sideways atau bergerak menyamping. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang masih berada di angka netral.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular