Warning! Saxo Bank: Dalam Waktu Dekat, Emas ke US$ 1.900/Oz

Market - Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 September 2020 19:20
Gold bars are stacked in the safe deposit boxes room of the Pro Aurum gold house in Munich, Germany,  August 14, 2019. REUTERS/Michael Dalder Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia menguat pada perdagangan Jumat (18/9/2020), setelah melemah cukup tajam kemarin merespon pengumuman kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (The Fed).

Pada pukul 18:16 WIB, emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.952,58/troy ons, menguat 0,51% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sementara kemarin melemah 0,85% ke US$ 1.942,6/troy ons.

Pengumuman kebijakan moneter The Fed menjadi "antiklimaks" dari rentetan kebijakan moneter yang dilakukan sepanjang tahun ini, merespon kemerosotan ekonomi akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19).

Bos The Fed, Jerome Powell, mengumumkan suku bunga tetap sebesar <0,25%, sementara nilai pembelian aset (quantitative easing/QE) tidak akan ditingkatkan. Untuk diketahui, QE The Fed saat ini nilainya tak terbatas, artinya berapapun akan digelontorkan guna memacu perekonomian.

Kebijakan QE tanpa batas tersebut membuat pasar tidak tahu pasti berapa nilai QE yang digelontorkan The Fed per bulannya. Powell hanya menyatakan nilai QE akan sama dengan level saat ini.

Selain itu, Powell juga optimistis terhadap pemulihan ekonomi AS, dengan merevisi proyeksi produk domestic bruto (PDB), inflasi, serta tingkat pengangguran yang lebih baik dari prediksi sebelumnya.

Kebijakan tersebut diprediksi akan membawa emas turun dalam waktu dekat, apalagi The Fed mengindikasikan tidak akan ada stimulus tambahan. Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank dalam laporan yang dikutip Kitco memprediksi emas akan turun ke US$ 1.900/troy ons.

"Meski The Fed berjanji akan mempertahankan suku bunga rendah lebih dari 3 tahun, reaksi pasar dengan bursa saham yang melemah serta dolar AS yang menguat, memicu kecemasan The Fed mulai kehabisan instrumen moneter, dan tidak ada lagi elemen kejutan," kata Hansen, sebagaimana dilansir Kitco, Kamis (17/9/2020).

Hansen kini mengambil sikap netral terhadap emas, dan dalam jangka pendek berisiko turun ke US$ 1.900/troy ons. Tetapi untuk jangka panjang, ia masih mempertahankan proyeksi kenaikan harga emas.

Untuk diketahui, dalam jangka panjang Hansen memprediksi harga emas akan mencapai US$ 4.000/troy ons.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Emas Mau Terbang Tinggi atau Nyungsep? Cek Dulu Ini


(pap/pap)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading