Erick Thohir Beri Tugas Kimia Farma Bangun Pabrik Paracetamol

Monica Wareza, CNBC Indonesia
18 September 2020 13:23
Laba Bersih 2018 Kimia Farma Melonjak 27,27% (CNBC Indonesia TV)
Foto: Laba Bersih 2018 Kimia Farma Melonjak 27,27% (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bio Farma (Persero) sebagai holding perusahaan farmasi pelat merah menyebutkan pembangunan pabrik Paracetamol akan dilakukan anak usahanya PT Kimia Farma Tbk (KAEF).

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan pembangunan pabrik paracetamol ini berkaitan dengan pemenuhan bahan baku obat dari dalam negeri.

"[Pabrik Paracetamol di-handle Kimia Farma], kan itu untuk BBO [bahan baku obat]," kata Honesti kepada CNBC Indonesia, Jumat (18/9/2020).

Terkait dengan rencana pembangunan pabrik obat ini, CNBC Indonesia telah menghubungi pihak Kimia Farma melalui Corporate Secretary perusahaan Ganti Winarno.

Namun hingga berita ini diturunkan masih belum mendapatkan jawaban mengenai rencana tersebut.

Pembangunan pabrik obat ini merupakan rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengurangi ketergantungan industri farmasi BUMN kepada bahan baku obat impor.

"Kita juga konsolidasikan cluster [BUMN] kesehatan, yakni menggabungkan Bio Farma dan fokuskan Kimia Farma dan Indofarma akan fokus pada kimia. Tapi juga menekan kebutuhan impor obat-obatan, kita akan bangun pabrik paracetamol yang selama ini diimpor," kata Erick Thohir, Menteri BUMN pekan ini.

Dalam literatur kesehatan disebutkan parasetamol atau asetaminofen merupakan obat analgesik dan antipiretik yang populer digunakan untuk meredakan sakit kepala dan nyeri ringan, serta demam.

Erick mengatakan, di bawah Kementerian BUMN, pemerintah akan terus melakukan transformasi, agar perusahaan pelat merah ke depan bisa lebih efisien, transparan.

Dalam holding kesehatan ini, Erick akan berfokus untuk menekan kebutuhan impor obat-obatan dengan melakukan pemenuhan bahan baku dari dalam negeri.

Akhir Agustus Erick juga menunjuk BUMN farmasi PT Kimia Farma Tbk (KAEF) untuk memproduksi beberapa obat Covid-19 seperti Avigan secara mandiri.

Selain berpartipasi untuk memproduksi Avigan, KAEF juga sudah memproduksi beberapa obat Covid-19 seperti Chloroquine, Hydroxychloroquine dan Azithromycin.

Tak cukup Avigan saja, pemerintah juga berencana untuk memproduksi obat lain yaitu Oseltamivir (Tamiflu) dengan target produksi 480.000 tablet yang juga akan digunakan untuk penanganan pasien Covid-19.

Erick meminta Kimia Farma memproduksi obat-obat tersebut karena paten sudah kadaluarsa. "Obat yang kemarin kita beli ternyata patennya sudah habis dan mungkin obat itu kita bisa adakan sebagai obat generik lokal," ujar Erick dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (27/8/2020).


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Harus Punya Kedaulatan Kesehatan, Ini Usulan DPR ke BUMN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular