
PSBB Ketat, Fitch: Bisnis Alfamart Cs Bakal Salip Hero dkk

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga pemeringkat global Fitch Ratings, mengungkapkan ulasannya bahwa implementasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di ibu kota Jakarta untuk menekan penyebaran virus corona akan semakin melebarkan gap antara minimarket di Indonesia dengan supermarket besar dan hypermarket.
Pengetatan PSBB kembali yang diumumkan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, berlaku mulai Senin 14 September lalu hingga 14 hari ke depan dengan kemungkinan adanya perpanjangan.
Bisnis model minimarket yang memiliki banyak cabang di daerah perumahan berada di posisi yang lumayan baik dalam menghadapi kebijakan Pemprov DKI dibandingkan dengan supermarket ataupun hypermarket yang lokasinya cenderung lebih jauh dengan para pembeli.
Fitch mengestimasi bahwa pendapatan dan profitabilitas perusahaan ritel besar seperti PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) dan PT Hero Supermarket Tbk (HERO) akan terkikis pada tahun 2020.
Sementara itu, pesaingnya yakni perusahaan yang mengoperasikan minimarket seperti PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (ALFA) yang memiliki rating AA- dengan prospek stabil, dinilai akan mampu bertahan.
"Pemulihan pada semester kedua tahun ini akan menantang sebab pengetatan PSBB yang diberlakukan setelah kinerja semester pertama yang lemah yang ditunjukkan oleh supermarket-supermarket besar, yang juga terdampak oleh kebijakan PSBB pada kuartal kedua 2020," tulis riset Fitch, dikutip CNBC Indonesia, Kamis (17/9/2020).
Pengetatan PSBB baru ini akan membuat para konsumer untuk enggan berpergian jauh ke supermarket-supermarket besar yang biasanya berlokasi di pusat perbelanjaan atau mal.
"Ini tentunya akan berakibat turunya pengunjung supermarket yang memang sudah anjlok sejak diserang pandemi virus corona," tulis Fitch.
Fitch memprediksikan bahwa pendapatan Alfamart akan mampu meningkat single digit pada tahun 2020 dan EBITDA atau laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi akan stabil di kisaran 5%-6%.
Sebaliknya pendapatan MPPA diprediksi akan terkontraksi sekitar 21% secara tahunan pada semester pertama tahun ini dan laba usahanya meningkat sebesar 3,6%.
Adapun pendapatan HERO juga diprediksi anjlok signifikan 26% secara tahunan, sementara rugi bersihnya hampir naik dua kali lipat.
Kontraksi yang terjadi pada supermarket-supermarket besar ini akan menyebabkan perusahaan tersebut semakin sulit untuk bersaing dengan operator minimarket, di mana ekspansi minimarket ini akan semakin meningkatkan daya tawar mereka karena kesiapan membeli dalam jumlah yang lebih besar.
Tercatat di seluruh Indonesia, Alfamart memiliki cabang sebanyak 16.700 toko, termasuk Alfamidi, Lawson, dan Dan+Dan.
Bandingkan dengan MPPA dan HERO yang hanya memiliki masing-masing kurang dari 500 outlet.
Pendapatan konsolidasian Alfamart juga berada di angka Rp 38 triliun pada semester I-2020, angka tersebut 4 kali lebih besar dari jumlah pendapatan MPPA dan HERO yang kurang dari Rp 9 triliun.
Kecilnya toko Alfamart dan akses finansial yang lebih baik menyebabkan fleksibilitas perusahaan untuk melanjutkan ekspansi setelah daya beli masyarakat membaik. Rating Alfamart tergolong kuat setelah rilis kinerja semester pertamanya tahun ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tutup Lagi 2 Gerai Giant, Ini Penjelasan Hero Supermarket
