
Kolaborasi Sentimen The Fed & BI, Rupiah Hat-trick Menguat

Bank Indonesia (BI) mengumumkan mempertahankan suku bunga acuan pada hari ini.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 16-17 September 2020 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 4%, suku bunga Deposit Facility sebesar 3,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,75%," papar Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam keterangan usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode September 2020, Kamis (17/9/2020).
"Keputusan ini konsisten dengan perlunya menjaga stabilitas eksternal, di tengah inflasi yang diprakirakan tetap rendah. Bank Indonesia menekankan pada jalur kuantitas melalui penyediaan likuiditas untuk mendorong pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19," ujarnya.
Hal ini juga sejalan dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dimana hasilnya suku bunga acuan tetap bertahan di 4% dalam RDG bulan ini.
Di samping suku bunga acuan, Perry mengumumkan lima kebijakan lanjutan. Pertama adalah melanjutkan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya dengan tetap menjaga keberlangsungan mekanisme pasar. Kebijakan kedua adalah memperkuat stabilisasi moneter.
Ketiga adalah memperpanjang periode insentif Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 50 basis poin (bps) bagi bank yang menyalurkan kredit UMKM dan ekspor-impor untuk non-UMKM sektor prioritas dari yang awalnya berakhir 31 Desember 2020 menjadi 30 Juni 2021.
Keempat adalah mendorong pengembangan instrumen pasar uang untuk mendukung pembiayaan korporasi sejalan dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Terakhir, BI akan melanjutkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dalam rangka mendukung program PEN dan pengembangan UMKM melalui perpanjangan kebijakan Merchant Discount Rate (MDR) untuk usaha mikro dari semula 30 September menjadi 31 Desember 2020.
The Fed yang mempertahankan suku bunga <0,25% sementara BI juga di 4% tentunya membuat selisih yield yang cukup tinggi. Ketika kondisi perekonomian membaik, investor akan mengalirkan modalnya ke negara yang memberikan yield lebih tinggi, sehingga rupiah punya tenaga untuk menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]
