Perusahaan Startup Makin Dilirik, Telkom Group Gaet Gojek?

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
17 September 2020 14:50
Telkom
Foto: Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Tak sedikit perusahaan kini berekspansi mencari dan berinvestasi di perusahaan rintisan guna mendukung penggerak ekosistem digital Indonesia. Contohnya saja PT Bank Central Asia Tbk (BCA) meluncurkan SYNRGY. Dengan dibentuknya SYNRGY diharapkan para startup memperoleh pembekalan secara maksimal untuk mendukung produk-produk inovatif.

Selain BCA, Telkom Group juga sudah menjadi bapak angkat di beberapa perusahaan rintisan di Indonesia. BUMN telekomunikasi ini menyiapkan investasi di kisaran US$300 juta-US$500 juta.

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) melalui anak usahanya yakni Telkomsel dikabarkan berinvestasi di perusahaan rintisan decacorn PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek kian santer terdengar.

Rencana ini juga berhembus di kalangan pelaku pasar, melalui anak usaha perseroan, Telkomsel disebut sudah mencapai kesepakatan investasi dengan Gojek. Kabar ini juga mendorong kenaikan harga saham TLKM sebesar 1,79% ke posisi Rp 2.840 per saham pada perdagangan sesi I.

CNBC Indonesia mengkonfirmasi mengenai rencana investasi tersebut kepada Vice President Corporate Communication Telkom, Arief Prabowo. Ia menjelaskan, untuk aksi korporasi khususnya terkait dengan Merger and Acquisition, sebagai perusahaan publik Telkom terikat pada Non Disclosure Agreement (NDA) dengan pihak-pihak terkait.

"Karenanya sepanjang belum ada kesepakatan dari pihak-pihak yang terlibat, Telkom tidak dapat memberikan informasi apapun ke publik," kata Arief yang akrab dipanggil Bobby kepada CNBC Indonesia melalui pesan singkat, Kamis (17/9/2020).

Namun demikian, lanjut Arief, seiring dengan transformasi bisnis perusahaan untuk menjadi perusahaan telekomunikasi digital, Telkom tetap terus menjajaki segala peluang bisnis yang sejalan dengan arah transformasi untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan serta fokus pada bisnis digital connectivity, digital platform dan digital services.

Upaya pengembangan kompetensi perusahaan khususnya pada lini digital platform dan digital services, tak hanya dilakukan melalui skema pengembangan sumber daya yang sudah ada (build), tapi juga melalui skema kemitraan (borrow) ataupun memanfaatkan sumber daya eksternal (buy) yang dapat dilakukan baik dengan berbagai start-up, unicorn maupun decacorn sekalipun.

Equity Analyst PT Phillip Sekuritas, Stefanus Adrian Chandra Wijaya berpendapat, saat ini Telkom memang sedang fokus dalam meningkatkan pendapatan dari bisnis non-Telkomsel. Mafhum saja, layanan digital Telkomsel memang masih memberikan andil yang signifikan terhadap pendapatan usaha Telkom.

"Berinvestasi pada Gojek tentunya akan memperkuat usaha pengembangan bisnis digital perseroan. Berinvestasi di Gojek akan menguntungkan Telkom karena Gojek telah memiliki ekosistem digital yang cukup baik," kata Stefanus, saat dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (17/9/2020).


Namun yang perlu diperhatikan adalah valuasi dari Gojek itu sendiri dan perhitungan investasinya.

Lebih lanjut dijelaskan Stefanus, adanya ekosistem digital yang telah terbentuk ini dapat membantu Telkom dalam memperluas bisnis digital di segmen perorangan dan membangun sinergi dengan bisnis digital Telkom lainnya.

Selain itu, dengan basis data pengguna Gojek yang besar dan memiliki detail tentang kebiasaan konsumen, hal tersebut dapat membantu TLKM dalam menyiapkan produk yang cocok untuk masyarakat.

"Gojek juga memiliki gopay sebagai salah satu dompet elektronik terbesar di Indonesia. Kondisi ini tentunya dapat membantu linkaja sebagai alat pembayaran digital perseroan untuk dapat menjangkau nasabah yang lebih luas," imbuh Stefanus.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Eks Bos Bursa Ngaku Beli Saham TLKM, Masuk di Harga Segini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular