
Duh Masih Pagi, Wall Street Bikin Bursa Asia Kompak Merah

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia pada perdagangan Kamis pagi ini (17/9/2020) dibuka mayoritas di zona merah setelah pengumuman kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) yang tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuannya.
Tercatat indeks Nikkei Jepang dibuka melemah 0,51% , Hang Seng Index di Hong Kong turun 0,20%, Shanghai di China anjlok 0,20%, Indeks STI Singapura terapresiasi 0,11% dan Kospi Korea Selatan jatuh 0,16%.
Hari ini, terdapat beberapa rilis data ekonomi penting, di antaranya pengumuman kebijakan moneter oleh bank sentral di beberapa negara.
Di kawasan Asia, hari ini Bank sentral Jepang (Bank of Japan/BOJ) mengumumkan kebijakan moneter Negeri Sakura tersebut. Haruhiko Kuroda, pimpinan BOJ memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuannya di -0,1%.
Sedangkan dari Indonesia, pada siang nanti, Bank Indonesia (BI) juga akan mengumumkan kebijakan tingkat suku bunga acuan.
Bergeser ke Barat, Bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street berakhir rendah setelah sesi volatil pada penutupan perdagangan Rabu (16/9/2020), karena bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga rendah sampai angka ketenagakerjaan mencapai tujuan maksimum.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 36.78 poin atau 0,13% menjadi 28.032,38. Sementara dua indeks saham lainnya turun, dengan S&P 500 turun 15,71 poin atau 0,46% menjadi 3.385,49, dan Komposit Nasdaq turun 139,85 poin atau 1,25% menjadi 11.050,47.
Turunnya indeks Nasdaq memperpanjang periode kelemahan untuk saham perusahaan teknologi dan membalikkan reli dua hari.
The Fed berjanji untuk mempertahankan suku bunga rendah hingga mencapai tujuan pekerjaan maksimum karena bank sentral menawarkan perkiraan yang agak lebih baik untuk tahun 2020, dengan prospek yang lebih sederhana untuk tahun 2021 dan 2022.
Tetapi Ketua Fed, Jerome Powell menekankan perlunya lebih banyak stimulus dari pemerintah Washington, mencatat 11 juta orang masih kehilangan pekerjaan karena pandemi.
"Saya rasa bahwa lebih banyak dukungan fiskal kemungkinan akan dibutuhkan," kata Powell, mencatat bahwa bantuan yang disetujui pada Maret adalah faktor "penting" dalam pemulihan yang sejauh ini lebih baik dari perkiraan, sebagaimana dilaporkan AFP.
Data ekonomi yang dirilis sebelum pengumuman Fed beragam, dengan penjualan ritel pada Agustus naik hanya sedikit yang diharapkan, tetapi survei menunjukkan sentimen pembangunan rumah yang kuat.
Di antara perusahaan individual, saham FedEx melonjak 13.63 poin atau 5.76% menjadi 250.30 setelah melaporkan laba kuartal pertama yang lebih baik dari perkiraan, menyusul lonjakan pendapatan 13% menjadi US$ 19,3 miliar dalam sebuah laporan yang mencerminkan permintaan besar selama pandemi virus corona (Covid-19).
Sementara saham start up gudang data cloud Snowflake naik lebih dari dua kali lipat dari harga pembukaannya di sesi perdagangan utama di Nasdaq sebesar 133.93 poin atau 111.61% menjadi 253.93, setelah penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) mengumpulkan pendapatan US$ 3,4 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
