Saham IPO Pimpin Top Gainers, Hati-Hati Kena Prank Bandar!

Tri Putra, CNBC Indonesia
12 September 2020 12:09
Laju bursa saham domestik langsung tertekan dalam pada perdagangan hari ini, Kamis (10/9/2020) usai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengumumkan akan memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai Senin pekan depan.

Sontak, investor di pasar saham bereaksi negatif. Indeks Harga Saham Gabungan anjlok lebih dari 4% ke level 4.920,61 poin. Investor asing mencatatkan aksi jual bersih Rp 430,47 miliar sampai dengan pukul 10.18 WIB.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpaksa terkoreksi parah pada perdagangan pekan ini. IHSG harus rela terkapar di zona merah dengan penurunan 4,26% di level 5.016,71 dampak dari pemberlakuan kembali PSBB Total oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Meskipun IHSG babak belur, namun ternyata banyak pula saham yang mampu terbang tinggi sampai ratusan persen. Simak tabel berikut.

Tercatat 4 dari 5 saham yang memimpin kenaikan alias Top Gainers adalah saham yang notabene baru melantai di bursa alias Initial Public Offering (IPO).

Kenaikan tertinggi sendiri dibukukan oleh saham PT SOHO Global Health Tbk (SOHO) yang harga sahamnya berhasil melesat 142,31% selama sepekan terakhir. Pemegang merk Imboost ini sendiri baru saja melangsungkan IPO pada 8 September 2020 dengan harga penawaran sebesar Rp 1.820/unit dan berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 208 miliar.

Catatan, emiten yang melakukan penawaran saham perdana di BEI harga sahamnya rentan terjadi cornering dimana pemegang mayoritas saham yang beredar dapat menggerakkan saham dengan mudah ke arah tertentu dalam kasus ini naik hingga menyentuh level Auto Reject Atas (ARA) karena saham tersebut tidak tersebar merata ke publik dan dimiliki oleh segelintir pelaku pasar saja alias aksi goreng saham.

Sebenarnya BEI sudah berusaha memperbaiki hal ini dengan menciptakan metode E-Bookbuilding yang rencananya akan diimplementasikan pada Januari 2021, sehingga investor ritel tidak perlu mengantri secara langsung untuk memesan saham IPO di Biro Administrasi Efek (BAE) lagi, yang tentunya diharapkan akan meningkatkan jumlah pemesan saham IPO.

Akan tetapi besaran minimal penjatahan terpusat atau pooling tidak berubah yakni 2,5-15% sesuai dengan besar target dana IPO saham. Catatan, biasanya investor ritel hanya dapat memesan saham IPO melalui penjatahan pooling saja sedangkan investor kakap yang biasanya akan membandari emiten tersebut bisa mendapatkan sahamnya melalui penjatahan pasti atau fixed allotment dan menguasai sampai dengan 97,5% saham yang beredar.

Sementara itu harga saham non-IPO yang berhasil melesat hanyalah PT Pollux Properti Indonesia Tbk (POLL) yang berhasil terbang 81,69% selama sepekan terakhir.Diketahui emiten yang berkerja sama dengan BJ Habibie ini baru saja merampungkan pembangunan superblok di Batam.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular