Internasional

Ekonomi Putin Kurang Tenaga! PDB -8%, Rusia Terancam Resesi

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
10 September 2020 09:25
Russian President Vladimir Putin attends a cabinet meeting at the Novo-Ogaryovo residence outside Moscow, Russia, Tuesday, Aug. 11, 2020. Putin says that a coronavirus vaccine developed in the country has been registered for use and one of his daughters has already been inoculated. Speaking at a government meeting Tuesday, Aug. 11, 2020, Putin said that the vaccine has proven efficient during tests, offering a lasting immunity from the coronavirus. (Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
Foto: Vladimir Putin AP/Alexei Nikolsky

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Rusia berkontraksi di kuartal II 2020 ini. Bahkan dari data terbaru, secara tahunan (YoY), ekonomi minus 8% dari April hingga Jumi 2020.

Padahal sebelumnya, ekonomi di kuartal I melaju 1,6%. Kontraksi ini merupakan penurunan paling tajam sejak kuartal III 2009.



Laporan Dinas Statistik Federal (Rosstat) menyebut pandemi corona (Covid-19) yang membuat penguncian (lockdown) menjadi penyebab. Termasuk penurunan harga minyak.

Sektor pertambangan -12,8% manufaktur -7,9%. Perdagangan grosir dan eceran -12,7%. Sedangkan angkutan dan penyimpanan -19,3%.

Menteri Pembangunan Ekonomi Maxim Reshetnikov mengatakan pada 10 September jika kementerian akan mempresentasikan ramalan terbaru dari pembangunan sosial-ekonomi dengan penilaian situasi yang lebih positif.



Rusia sendiri kini menduduki posisi ke-4 dengan kasus positif corona terbanyak di dunia. Setidaknya tercatat 1.041.007 kasus positif, 18.135 meninggal, dan 856.458 pasien berhasil sembuh per Kamis (10/9/2020), menurut data Worldometers.

Lalu akankah rusia masuk ke jurang resesi?

Sebelumnya, World Bank (Bank Dunia) memproyeksikan Rusia masuk ke jurang resesi. Di mana PDB akan -6%, level terendah sebelas tahun terakhir.

Penurunan pertumbuhan ekonomi Rusia semakin diperburuk oleh jatuhnya harga minyak, di mana turun 53% antara Januari dan Mei 2020. Pemulihan akan moderat di 2021-2022.

"Ada dampak langsung dari resesi yang dipicu pandemi, seperti peningkatan tajam pengangguran, penurunan upah riil, penurunan pendapatan fiskal, dan melemahnya sektor perbankan," kata Apurva Sanghi, Penulis Utama Studi dan Ekonom Utama untuk Bank Dunia di Rusia.

"Berita yang menggembirakan adalah bahwa kebijakan makro-fiskal yang hati-hati dan akumulasi penyangga telah memungkinkan pihak berwenang untuk menerapkan langkah-langkah stabilisasi yang efektif."

Resesi adalah situasi di mana aktivitas ekonomi negatif dua kuartal berturut-turut dalam satu tahun. Bila kuartal III nanti ekonomi negatif, negara Putin bisa terjun ke resesi.



(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Komoditas Melesat, PDB Rusia 'Diramal' 3,7% di 2021

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular