Apa Kabar Rencana IPO Gojek Cs? Ini Update dari BEI

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
09 September 2020 12:56
Sekretariat Presiden (Setpres) saat membagikan paket nasi box bagi para pengendara seperti gojek dan grab yang melewati Jl. Veteran, Jakarta Pusat. (Biro Setpres RI)
Foto: Sekretariat Presiden (Setpres) saat membagikan paket nasi box bagi para pengendara seperti gojek dan grab yang melewati Jl. Veteran, Jakarta Pusat. (Biro Setpres RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat berhembus kabar ada rencana perusahaan rintisan (startup) dengan valuasi unicorn seperti Gojek dan Tokopedia menghimpun pendanaan di pasar modal domestik.

Unicorn adalah sebutan untuk startup yang memiliki nilai valuasi lebih dari US$ 1 miliar atau sekitar Rp 15 triliun (kurs Rp 14.700/US$).

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna menyampaikan, otoritas bursa secara aktif melaksanakan diskusi mengenai perkembangan pasar modal baik dengan unicorn maupun dengan perusahaan lainnya.

"Kegiatan sosialisasi go public [penawaran saham perdana atau initial public offering/IPO] dilakukan dengan menggunakan media daring, baik secara one-on-one bersama direksi dan pemilik perusahaan, maupun dengan konsep webinar," kata Nyoman, Rabu (9/9/2020). 

Nyoman melanjutkan, diharapkan BEI dapat menjadi rumah untuk bertumbuh bagi seluruh perusahaan, tidak hanya terbatas untuk perusahaan-perusahaan yang berskala besar.

"Hal ini kami manifestasikan dengan dibentuknya Papan Akselerasi yang kami desain agar selaras dengan pengaturan POJK 53," paparnya lagi.

Sejak diberlakukannya Peraturan Papan Akselerasi pada 22 Juli 2019 sampai dengan saat ini, BEI telah mencatatkan sebanyak 4 perusahaan dengan aset skala kecil dan menengah di Papan Akselerasi.

Adanya Papan Akselerasi ini dapat dimanfaatkan sebagai wadah penggalangan dana di pasar modal oleh perusahaan dengan aset skala kecil dan menengah.

Sementara itu, sampai dengan 8 September 2020, BEI mencatat ada 9 perusahaan yang berencana akan melakukan pencatatan saham di BEI.

Perinciannya, 4 perusahaan dari sektor properti, real estate dan konstruksi bangunan, 3 perusahaan dari sektor perdagangan, jasa and investasi, 1 perusahaan dari sektor industri barang konsumsi dan 1 perusahaan di sektor aneka industri.

Adapun hingga Selasa kemarin (8/9), sudah ada 40 emiten baru tercatat tahun ini setelah emiten farmasi dengan produk terkenal Imboost, PT Soho Global Health Tbk (SOHO), mencatatkan saham perdana dan menjadi emiten ke-42 yang tercatat di tahun 2020 atau emiten ke 705 BEI.

Tahun lalu, Co-founder sekaligus CEO Grab Anthony Tan mengatakan pihaknya siap go public atau melantai di bursa saham dengan melepas saham perdana setelah bisnisnya mencetak untung. Hanya saja belum diungkapkan bursa saham negara mana yang dituju.

Anthony mengatakan bahwa banyak unit Grab di beberapa negara akan keluar dari zona defisit dalam 12 bulan ke depan, alias sudah menghasilkan uang tahun ini.

"Begitu kita untung, maka kita dapat dengan jelas go public jika kita mau," ujar Anthony Tan seperti dikutip dari CNBC International, Jumat (15/11/2019).

Sementara itu, PT Karya Anak Bangsa, perusahaan teknologi yang dikenal sebagai Gojek Indonesia juga sempat menyatakan perseroan tengah mematangkan untuk pencatatan saham perdana atau IPO.

Co-Chief Executive Karya Anak Bangsa, Andre Soelistyo mengaku pihaknya sudah menyiapkan rencana tersebut.

"Doakan saja kalau bisa jadi IPO. Kita lagi persiapan ke arah sana, tapi waktunya kapan belum ditentukan karena banyak faktor yang mendukung atau tidak mendukung yang harus dipertimbangkan," kata Andre dalam konferensi pers ulang tahun ke-9 GoJek di Jakarta, Sabtu (2/11/2019).


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Emiten Sparepart Kendaraan (PART) Mau IPO, Incar Rp 71,4 Miliar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular