Analisis Teknikal

Siapkan Parasut! Level Support Psikologis IHSG Sudah Jebol

Tri Putra, CNBC Indonesia
09 September 2020 12:32
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Jumat 28/2/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Jumat 28/2/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi pertama Rabu (9/9/20) ditutup turun 1,24% di level 5.178,99.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 288 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 3,5 triliun.

Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan jual bersih sebesar Rp 57 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 59 miliar.

Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dengan beli bersih sebesar Rp 16 miliar dan PT H M Sampoerna Tbk (HMSP) dengan net buy sebesar Rp 8 miliar.

Dari dalam negeri, terdapat rilis data penjualan ritel periode Juli 2020 hari ini. Bank Indonesia (BI) memperkirakan penjualan ritel pada bulan itu terkontraksi 12,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).

Penjualan ritel yang lesu semakin memberi konfirmasi bahwa konsumsi rumah tangga domestik sedang bermasalah. Sebelumnya, sudah ada dua data yang menggambarkan hal itu yakni Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang masih terus di bawah 100 dan deflasi yang terjadi pada Juli-Agustus. Bahkan BI memperkirakan deflasi akan berlanjut pada September.

Analisis Teknikal

IHSG prediksi sesi II, 9 September 2020Foto: IHSG prediksi sesi II, 9 September 2020
IHSG prediksi sesi II, 9 September 2020

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Saat ini, IHSG berada di area batas bawah dengan BB yang kembali melebar setelah menjebol support psikologisnya di angka 5.200 maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderungterkoreksi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.219. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.142.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 32, yang menunjukkan RSI sudah mendekati indikator jenuh jualakan tetapi terkadang jika momentum jual sedang kuat Stochastic bisa tertahan di wilayah sekitar oversold dalam waktu yang cukup lama.

Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan indikator MACD di wilayah negatif, maka kecenderungan pergerakan IHSG untuk terdepresiasi.

Selanjutnya, indikator Moving Average (MA) jangka pendek sudah berpotongan turun dengan MA jangka panjangnya sehingga muncul pola death cross yang mengindikasikan akan adanya koreksi.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas bawah, maka pergerakan selanjutnya cenderung bearish atau terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan munculnya indikator MACD yang berada di zona negatif dan munculnya indikator death cross.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular