
Anjlok 1,24% Nih... Yang Jantungan, Jangan Lihat IHSG!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi pertama Rabu (9/9/20) ditutup turun 1,24% di level 5.178,99 setelah terseret aksi profit taking di bursa AS yang juga memerahkan Bursa Asia.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 288 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 3,5 triliun.
Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan jual bersih sebesar Rp 57 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 59 miliar.
Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dengan beli bersih sebesar Rp 16 miliar dan PT H M Sampoerna Tbk (HMSP) dengan net buy sebesar Rp 8 miliar.
Selanjutnya bursa di kawasan Asiaterpantau ambles, Nikkei di Jepang terdepresiasi 1,15%,Hang Seng Index di Hong Kong turun0,97%, sedangkan Indeks STI di Singapura anjlok 0,53%.
Dari dalam negeri, terdapat rilis data penjualan ritel periode Juli 2020 hari ini. Bank Indonesia (BI) memperkirakan penjualan ritel pada bulan itu terkontraksi 12,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).
Penjualan ritel yang lesu semakin memberi konfirmasi bahwa konsumsi rumah tangga domestik sedang bermasalah. Sebelumnya, sudah ada dua data yang menggambarkan hal itu yakni Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang masih terus di bawah 100 dan deflasi yang terjadi pada Juli-Agustus. Bahkan BI memperkirakan deflasi akan berlanjut pada September.
Bursa saham New York baru memulai perdagangan perdana pekan ini, karena kemarin libur memperingati Hari Buruh. Namun baru memulai pekan yang baru, Wall Street langsung ambles.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup anjlok 2,25%. Sedangkan S&P 500 dan Nasdaq Composite ambrol masing-masing 2,78% dan 4,11%.
Investor di Wall Street juga cemas terhadap hubungan AS-China yang semakin memburuk. Presiden AS Donald Trump lagi-lagi mengutarakan wacana untuk putus hubungan dengan Negeri Tirai Bambu.
"Kita kehilangan miliaran dolar (saat berbisnis dengan China). Jika kita tidak berbisnis dengan mereka, maka tidak akan kehilangan miliaran dolar. Ini namanya decoupling, mungkin Anda mulai berpikir soal itu.
"Kita akan membuat AS menjadi negara industri superpower kelas dunia dan mengakhiri ketergantungan kepada China selamanya. Apakah itu dengan decoupling atau pengenaan bea masuk, yang sudah saya lakukan, kita akan menyudahi ketergantungan terhadap China. Kita tidak bisa mengandalkan China," papar Trump dalam jumpa pers di Gedung Putih, seperti dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000