
Gegara Wall Street Ambruk! Bursa Asia "Kebakaran"

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia dibuka di zona merah pada hari ini, Rabu (9/9/2020. Hingga pukul 11:00 Waktu Indonesia Barat (WIB), bursa Asia masih mencatatkan pelemahan.
Tercatat indeks Nikkei Jepang melemah 1,57% , Hang Seng Index Hong Kong turun 1,33%, Shanghai di China terjatuh 1,62%, Indeks STI Singapura jatuh 0,54% dan Kospi di Korea Selatan turun 0,74%.
Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pukul 11:00, melemah 0,62% ke level 5.211,8. Pada penutupan sesi I, IHSG ambruk 1,24%.
Hari ini, China merilis data indeks harga konsumen (IHK) Agustus 2020. Tercatat IHK China pada Agustus secara month-to-month (MtM) diangka 0,4, turun dari bulan Juli di angka 0,6.
Sedangkan secara year-on-year (YoY), IHK China berada di angka 2,4, turun dari bulan Agustus tahun sebelumnya di angka 2,7.
Dari Bursa Amerika Serikat, pada penutupan perdagangan kemarin (Rabu pagi waktu Indonesia), bursa Wall Street mengalami pelemahan. Dow Jones Industrial Average turun 2,3% atau sekitar 630 poin dan ditutup pada 27.500,89. Sementara S&P 500 berbasis luas merosot 2,8% menjadi 3.331,84.
Sedangkan Nasdaq yang 'kaya' dengan saham-saham teknologi yang menjadi konstituennya merosot 4,1% menjadi 10.847,69. Nasdaq telah turun 10% dalam tiga sesi terakhir setelah mencapai yang terakhir dalam serangkaian rekor pada 2 September.
Analis mengutip meningkatnya ketegangan AS-China sebagai alasan. Presiden AS Donald Trump menyebut akan melakukan decouple (pemutusan hubungan) jika terpilih lagi.
China pun sudah mengambil ancang-ancang. Aturan baru dibuat untuk memutus perusahaan teknologi dengan AS.
Selain itu, kebuntuan di Washington atas putaran lain pendanaan stimulus jadi sebab lain. Meski data ekonomi seperti pekerjaan yang terbit minggu lalu melampaui ekspektasi, hal ini tak bisa membuat Wall Street ke zona hijau.
Perusahaan teknologi besar seperti Apple dan Amazon kembali mengalami penurunan yang dalam. Namun Tesla paling anjlok hingga 21,1%.
Saham Boeing juga turun 5,8% setelah mengungkapkan lebih banyak masalah dengan jet 787 Dreamliner. Perusahaan pembuat pesawat itu akan menunda pengiriman pesawat.
Dari dalam negeri, terdapat rilis data penjualan ritel periode Juli 2020 hari ini. Bank Indonesia (BI) melaporkan penjualan ritel pada bulan itu terkontraksi 12,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).
Penjualan ritel yang lesu semakin memberi konfirmasi bahwa konsumsi rumah tangga domestik sedang bermasalah. Sebelumnya, sudah ada dua data yang menggambarkan hal itu yakni Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang masih terus di bawah 100 dan deflasi yang terjadi pada Juli-Agustus. Bahkan BI memperkirakan deflasi akan berlanjut pada September.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
