'Amukan' Dolar Mulai Terasa, Rupiah Kini Terlemah di Asia!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 September 2020 10:37
Ilustrasi Dollar Rupiah
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah yang dibuka menguat sekarang lesu di perdagangan pasar spot.

Pada Selasa (8/9/2020), kurs tengah BI atau kura acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.798. Rupiah melemah 0,3% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Sementara di pasar spot, rupiah melemah 0,34% pada pukul 10:00 WIB. Sayang sekali, karena rupiah masih menguat 0,2% kala pembukaan pasar.

Apa daya, rupiah harus senasib dengan mata uang utama Asia lainnya yang tidak bisa berbuat banyak di hadapan dolar AS. Hampir seluruh mata uang Benua Kuning melemah, hingga menyisakan dolar Taiwan di jalur hijau.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia di perdagangan pasar spot pada pukul 10:06 WIB:

Amukan dolar AS akhirnya terasa di Asia. Tidak hanya di Asia, mata uang Negeri Adikuasa juga berjaya di tingkat dunia. Pada pukul 09:25 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,45%.

Maklum, dolar AS memang sudah cukup lama teraniaya. Dalam tiga bulan terakhir, Dollar Index anjlok 3,31%. Sejak akhir 2019 alias year-to-date, indeks ini masih terkoreksi 3,38%.

Jika penguatan dolar AS terus bertahan, maka rupiah wajib mawas diri. Apalagi kemarin dolar AS begitu teraniaya di Asia, sehingga akan tiba saatnya untuk membalas dendam.

Namun ke depan, prospek dolar AS masih suram. Sebab bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) kemungkinan masih akan mempertahankan kebijakan moneter ultra-longgar demi mendukung pemulihan ekonomi.

"Kita masih membutuhkan suku bunga rendah, yang mendukung aktivitas perekonomian, sampai beberapa waktu ke depan. Mungkin dalam hitungan tahun," ungkap Jerome 'Jay' Powell, Ketua The Fed, akhir pekan lalu, seperti dikutip dari Reuters.

Suku bunga rendah akan membuat berinvestasi di aset-aset berbasis dolar AS (utamanya di instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi) akan ikut turun. Dolar AS jadi tidak seksi lagi, dan ini membuka peluang penguatan mata uang lain, tidak terkecuali rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular