'Disuntik' Vaksin Anti-Corona, Rupiah Perkasa!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 September 2020 09:14
Uang Edisi Khusus Kemerdekaan RI ke 75 (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)
Foto: Uang Edisi Khusus Kemerdekaan RI ke 75 (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Harapan baru akan vaksin anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) melambungkan optimisme investor, dan seluruh dunia.

Pada Selasa (8/9/2020), US$ 1 setara dengan Rp 14.700 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,2% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan penguatan 0,07% ke Rp 14.730/US$. Rupiah relatif nyaman di zona hijau, meski penguatannya tergerus seiring perjalanan pasar.

Hari ini, sentimen yang membuat rupiah bertahan di jalur hijau adalah kabar baik dari pengembangan vaksin anti-virus corona. CSL, perusahaan farmasi asal Australia, telah membuat kesepakatan untuk membuat dua vaksin. Pertama adalah buatan AstraZaneca dan Universitas Oxford, kedua adalah buatan mereka sendiri yang bekerja sama dengan Universitas Queensland.

Scott Morrison, Perdana Menteri Australia, memperkirakan gelombang pertama vaksin anti-virus corona akan tersedia di Negeri Kanguru pada Januari 2021. "Australia butuh harapan. Hari ini, kami membuat satu langkah penting untuk melindungi rakyat Australia dari pandemi virus corona," katanya, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Morrison menambahkan, fasilitas milik CLS akan menghasilkan 3,8 miliar dosis vaksin AstraZaneca. Sementara vaksin yang dikembangkan CSL baru memulai uji coba klinis tahap II pada akhir 2020, sehingga baru tersedia paling cepat pertengahan 2021. CSL menargetkan produksi dua vaksin ini sebanyak hampir 85 miliar dosis.

Selain itu, pengembangan vaksin Sinovac dari China juga menunjukkan perkembangan positif. Berdasarkan hasil awal dari uji coba tahap menengah, vaksin dipandang aman untuk digunakan oleh orang-orang berusia lanjut. Namun memang respons imun yang terjadi tidak setinggi mereka yang berusia muda.

Dari tiga kelompok relawan yang disuntik vaksin CoronaVac dengan dosis rendah, sedang, dan tinggi, lebih dari 90% mengalami peningkatan antibodi. Ini juga terjadi terhadap 421 relawan berusia lebih dari 60 tahun.

Saat ini CoronaVac tengah menjalani uji coba tahap III di Brasil dan Indonesia. Para karyawan Sinovac juga menjadi relawan dalam pengembangan vaksin tersebut.

Jika tidak ada aral melintang, sepertinya vaksin anti-virus corona bisa tersedia pada akhir tahun ini atau awal bulan depan. Di tengah masyarakat yang sudah lelah 'berperang' melawan virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China itu, kehadiran vaksin tentu menjadi harapan akan kehidupan yang lebih baik. Kehidupan yang normal seperti dulu lagi.

Munculnya asa hidup normal berarti ada harapan ekonomi bakal bangkit lagi. Menyongsong prospek kebangkitan ekonomi, investor tidak mau ketinggalan. Aset-aset berisiko pun jadi buruan, termasuk di Indonesia. Hasilnya, rupiah terus melaju di jalur hijau.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar AS Balas Dendam, Rupiah Dibikin KO Hari Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular