
Sri Mulyani Sukses Tenangkan Pasar, Rupiah Menguat!

Helmi Arman, Ekonom Citi, menyebutkan ada tiga poin yang bisa diambil dari pernyataan Sri Mulyani. Pertama adalah akan ada reformasi dalam hal pengambilan keputusan di antara institusi anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Kedua adalah BI membeli SBN dengan kupon 0% (zero coupon) hanya berlaku untuk tahun ini, meski BI tetap menjadi peserta lelang hingga 2022.
Ketiga, pemerintah belum mendiskusikan wacana amandemen UU BI yang merupakan inisiatif DPR. "Ini menunjukkan kurangnya antusiasme pemerintah terhadap naskah inisiatif DPR, terutama pembentukan Dewan Moneter," sebut Helmi dalam risetnya.
Helmi menilai peluang pembentukan Dewan Moneter memang mengecil, dan itu melegakan pasar. Namun dengan rencana reformasi sistem keuangan, bukan tidak mungkin independensi BI bakal sedikit disunat.
"Kemudian sebenarnya masih ada tiga pertanyaan lain yang perlu mendapat klarifikasi. Satu, apakah pemerintah akan melanjutkan pembahasan amandemen UU BI sesuai naskah yang diajukan DPR, atau akan ada Perppu (Peraturan Pemerintah Pengganti UU)? Dua, apakah akan ada kesepakatan agar BI bisa membeli SBN zero coupon sampai 2022? Tiga, bagaimana pandangan pemerintah tentang rencana penggantian kepemimpinan BI sebelum waktu jabatannya habis?" papar Helmi.
Pasar memang masih punya pertanyaan lanjutan, tetapi itu mungkin bisa terjawab seiring waktu. Untuk saat ini, berbagai pertanyaan mendasar soal hubungan BI dan pemerintah sudah terjawab. Ini membuat investor tenang dan siap kembali berburu aset-aset di pasar keuangan Tanah Air, yang mendukung penguatan rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
