Internasional

RI Kecam Keras Insiden Pelecehan Alquran di Swedia & Norwegia

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
04 September 2020 13:22
demo swedia (ap photo)
Foto: demo swedia (ap photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Demo anti muslim yang berujung kerusuhan dan pelecehan terhadap kitab suci Muslim, Alquran, terjadi diĀ Swedia dan Norwegia pada akhir pekan kemarin. Dalam unjuk rasa di Swedia, Alquran dibakar. Sementara dalam demo di Swedia, dirobek dan diludahi salah seorang demonstran.

Di belahan dunia lainnya, tepatnya di Prancis, koran satir Prancis, Charlie Hebdo, mencetak ulang karikatur Nabi Muhammad pada hari Selasa (1/9/2020), sehari sebelum digelarnya persidangan untuk mengadili tersangka pelaku terorisme yang menyerang kantor mereka pada 2015 silam.



Indonesia, sebagai negara dengan mayoritas masyarakatnya beragama Islam, mengecam peristiwa tersebut. Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Lestari Priansari Marsudi dalam press briefing harian virtual Kemlu pada Jumat (4/9/2020).

"Indonesia mengecam keras semua tindakan ini. Tindakan ini merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab, provokatif, dan telah melukai ratusan juta umat Muslim di dunia," kata Retno.

"Semua tindakan ini bertentangan dengan prinsip dan nilai demokrasi, serta berpotensi menyebabkan perpecahan antar umat beragama, di tengah dunia memerlukan persatuan untuk menanggulangi pandemi Covid-19."



Demo anti muslim yang terjadi di Swedia dan Norwegia terjadi pasca meningkatnya sentimen anti imigran asal Timur Tengah. Semuanya dipicu politisi kontroversial Denmark, Rasmus Paludan.

Paludan, ditulis AFP, yang hendak datang ke Swedia untuk berorasi mendapat tentangan dari otoritas setempat. Pihak berwenang memblokir kedatangannya ke kota Malmo, Swedia selatan.

Ini memicu ketegangan di kelompok sayap kanan sehingga berdemo dan membakar Alquran, Jumat (28/8/2020) malam. Sejumlah orang ditangkap polisi Swedia.

Kerusuhan menjalar ke negeri tetangganya, yakni Norwegia. Sabtu (29/8/2020), Stop Islamisasi Norwegia (SIAN) melakukan unjuk rasa yang juga melecehkan Alquran.

Kitab suci itu dirobek dan diludahi. Ini memicu kemarahan kelompok lain, yang berada di lokasi kejadian, sehingga bentrokan terjadi. Hal itu kemudian diamankan polisi setempat. Setidaknya puluhan orang ditangkap.

Sementara gambar sampul Charlie Hebdo pekan ini merupakan karikatur Nabi Muhammad yang pertama kali diterbitkan harian Denmark Jyllands-Posten pada 2005. Charlie Hebdo kemudian mencetak ulang gambar itu pada 2006.

Ini menimbulkan kemarahan umat Muslim saat itu. Aksi media itu, juga dilakukan setelah sebelumnya muncul demo dan kerusuhan kelompok anti imigran di Swedia dan Norwegia yang melecehkan kitab suci Alquran.

Akibat ini juga, pada Januari 2015, kantor Charlie Hebdo menjadi target serangan teroris. Para penyerang yang mengklaim diri mereka sebagai Kelompok bersenjata ISIS. Tujuh belas orang tewas dalam serangan itu, di mana 12 korban diantaranya merupakan orang kantor editorial dan tiga orang penyerang

Sementara itu, Presiden Prancis mengaku tak bisa mengekang karena kebebasan berekspresi. "Tidak pernah ada kewenangan presiden memberikan penilaian pada pilihan editorial jurnalis atau berita," katanya, menekankan kesopanan dan rasa hormat tetap perlu ada, sehingga tak ada ungkapan bernada kebencian.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Corona Hantam Ritel Global, H&M Jadi Korban

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular