Internasional

Inilah Tokoh yang Picu Pembakaran Alquran di Swedia-Norwegia

sef, CNBC Indonesia
31 August 2020 13:18
Demo membakar Alquran di kota Malmo, Swedia selatan. (AP/TT)
Foto: Demo yang berujung pembakaran Alquran di kota Malmo, Swedia selatan. (AP/TT)

Jakarta, CNBC Indonesia - Demo anti muslim yang berujung kerusuhan terjadi di Swedia dan Norwegia akhir pekan kemarin. Bahkan kitab suci Alquran juga turut dilecehkan.

Dalam unjuk rasa di Swedia, Alquran dibakar. Sementara dalam demo di Swedia, dirobek dan diludahi salah seorang demonstran.

Hal ini terjadi pasca meningkatnya sentimen anti imigran asal Timur Tengah. Semuanya dipicu politisi kontroversial Denmark, Rasmus Paludan.

Paludan, ditulis AFP, yang hendak datang ke Swedia untuk berorasi mendapat tentangan dari otoritas setempat. Pihak berwenang memblokir kedatangannya ke kota Malmo, Swedia selatan.

Ini memicu ketegangan di kelompok sayap kanan sehingga berdemo dan membakar Alquran, Jumat (28/8/2020) malam. Sejumlah orang ditangkap polisi Swedia.

Kerusuhan menjalar ke negeri tetangganya Norwegia. Sabtu (29/8/2020), Stop Islamisasi Norwegia (SIAN) melakukan unjuk rasa yang juga melecehkan Alquran.

Kitab suci itu dirobek dan diludahi. Ini memicu kemarahan kelompok lain, yang berada di lokasi kejadian, sehingga bentrokan terjadi.

Hal itu kemudian diamankan polisi setempat. Setidaknya puluhan orang ditangkap.

Rasmus Paludan (Tangkapan Layar Youtube)Foto: Rasmus Paludan (Tangkapan Layar Youtube)



Paludan sendiri pernah membakar salinan Alquran di Denmark. Ia merupakan pemimpin partai politik Stram Kurs yang didirikannya sejak 2017.

Tak diketahui berapa banyak pengikut partai tersebut. Namun partai itu mencoba ikut pemilihan umum di Denmark di 2019.

Namun sayangnya hanya sedikit suara yang memilih. Di akhir 2019, partai itu mengubah nama menjadi Hard Lines (garis keras) karena terjebak kasus penyalahguaan suara pada pemilu.

Paludan awalnya seorang pengacara. Namun ia dilarang bekerja sebagai advokat selama tiga tahun dan dibekukan SIM-nya selama satu tahun.

Karena pernyataan rasisnya, ia menjalani hukuman percobaan tiga bulan sejak Juni 2020.

Politik Denmark dan sejumlah negara Skandinavia berubah sejak krisis migrasi Eropa di 2015. Isu seperti imigrasi, kejahatan, agama dan diskriminasi mulai muncul.







(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh Negara Ini Temukan Harta Karun Super Langka

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular