Ini 7 Informasi Penting Untuk Anda Sebelum Bertransaksi Saham

Syarizal Sidik, CNBC Indonesia
03 September 2020 08:55
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan kembali melaju di zona hijau, melanjutkan tren penguatan sebelumnya. Namun penguatan tipis IHSG kemarin kurang bisa meyakinkan investor. 

IHSG ditutup menguat 0,02% ke level 5.311,97 poin dengan nilai transaksi Rp 8,06 triliun dan volume 13,98 miliar unit saham dan frekuensi sebanyak 664.582 kali.

Beberapa saham perbankan yang mendorong kenaikan IHSG antara lain, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Untuk perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan masih dalam fase konsolidasi karena sentimen positif dan negatif bercampur. 

Untuk itu, investor diminta untuk mencermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan Kamis (3/9/2020):

1. Sah! Royke Tumilaar Jadi Dirut BNI, Gantikan Herry Sidharta

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mengangkat Royke Tumilaar sebagai Direktur Utama, menggantikan Herry Sidharta yang ditetapkan hari ini, Rabu (2/9/2020).

Royke Tumilaar sebelumnya adalah Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Royke resmi menjabat sebagai Dirut Bank Mandiri dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) 9 Desember 2019. Ia menggantikan Kartika Wirjoatmodjo yang ditunjuk sebagai Wakil Menteri BUMN dan ditetapkan sebagai Komisaris Utama Bank Mandiri dalam RUPS tersebut.

Sebelum diangkat menjadi orang nomor satu di Bank Mandiri, Royke menjabat sebagai Direktur Corporate Banking.

2. Makin Gede! Restrukturisasi Kredit Bank Tembus Rp 857 T

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan perkembangan terbaru data restrukturisasi perbankan dan perusahaan pembiayaan (multifinance/leasing) dan lembaga keuangan mikro, dalam rangka memberikan relaksasi bagi nasabah di tengah dampak pandemi Covid-19.

Berdasarkan dokumen OJK yang disampaikan dalam Raker Komisi XI DPR dengan tema Pembahasan Asumsi Dasar RABPN 2021, 2 September 2020, disebutkan data terbaru restrukturisasi per 18 Agustus 2020 dari 100 bank.

Realisasi restrukturisasi kredit bank sudah mencapai Rp 857 triliun kepada total 7,18 juta nasabah. Jumlah tersebut terdiri dari debitur UMKM senilai Rp 354,26 triliun dengan jumlah nasabah 5,76 juta, dan debitur non UMKM sebesar Rp 502,74 triliun dengan jumlah nasabah 1,42 juta.

3. Ya Ampun! Tambah Lagi Emiten yang Terancam Didepak Bursa

Perusahaan pertambangan granit, PT Mitra Investindo Tbk (MITI) menjadi perusahaan yang berpotensi didepak atau delisting paksa dari papan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dalam pengumuman yang disampaikan Kepala Divisi Penilaian Perusahaan I Adi Pratomo Aryanto dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI, Irvan Susandy pada 1 September 2020, emiten bersandi MITI tersebut berpotensi dihapuskan pencatatan sahamnya (delisting).

Diketahui, saham MITI sudah disuspensi sejak 11 Maret 2019 dan akan mencapai 24 bulan pada 11 Maret 2021.

4. Bakal Edarkan Vaksin, Kalbe Siapkan Kocek hingga Rp 1 T

Manajemen perusahaan farmasi swasta, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mengungkapkan pihaknya menyiapkan dana investasi cukup antara Rp 500 miliar sampai dengan Rp 1 triliun rupiah dengan memperhitungkan jumlah vaksin corona (Covid-19) yang akan diedarkan mencapai 50 juta dosis.

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen Kalbe menyebutkan bahwa besaran investasi itu, memang tergantung dengan seberapa besar jumlah vaksin yang harus disediakan.

"Jika vaksin diperlukan mencapai 50 juta dosis, berarti kita perlu menyiapkan investasi yang besar sekitar Rp 500 miliar sampai Rp 1 triliun," kata manajemen KLBF, dalam dokumen hasil paparan publik yang disampaikan di BEI, dikutip Rabu (2/9/2020).

5. Sayonara! Telkom Resmi Tutup Blanja.com

Blanja.com ternyata hanya berusia 6 tahun. Mulai 1 September PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) akan menutup layanan e-commerce ini.

Hal ini sampaikan manajemen Blanja.com melalui situs perusahaan. Dalam pengumumannya, manajemen mengatakan akan menghentikan semua kegiatan pembelian di Blanja.com mulai 1 September 2020. Alasan penghentian ini karena adanya perubahan strategi.

Adapun untuk pembelian, penjualan, pembayaran dan pengiriman yang masih dalam proses, masih bisa diselesaikan. "Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang terjalin baik selama ini atara Blanja dan Teman Blanja," ujar manajamen dalam pengumumannya, seperti dikutip Rabu (2/9/2020).

6. Garuda & Citilink Sudah Buka Penerbangan ke China

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) sudah membuka kembali penerbangan ke dua kota di China dengan mengikuti kebijakan pemerintah setempat. Penerbangan ini dilakukan oleh dua maskapai di satu grup, yakni Garuda Indonesia dan Citilink sejak bulan lalu.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan sistem penerbangan yang dipakai adalah satu kota, satu maskapai dan satu penerbangan per minggu. Mayoritas penerbangan yang dilakukan adalah charter untuk membawa kembali warga China dari Indonesia dan sebaliknya.

"Garuda Indonesia terbang ke Chengdu dan Citilink juga terbang ke Kunming. Tapi mayoritas charter ada pengaturan membawa warga China kembali ke negaranya," kata Irfan dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV, Selasa (1/9/2020).


7. Kemarin A Sekarang B, Ini Perbedaan Penjelasan Bos Jouska!

Pernyataan dan keterangan yang disampaikan Founder dan CEO PT Jouska Finansial Indonesia (Jouska) Aakar Abyasa Fidzuno dalam konferensi pers, Selasa (1/9/2020) menyisakan banyak pertanyaan. Ada pernyataan yang bertolak belakang dari pernyataan sebelumnya dan beberapa hal tidak sesuai dengan aturan pasar modal.

Terkait penempatan investasi pada saham PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK), dalam siaran pers terbaru disebutkan, Aakar Abyasa meluruskan bahwa advisor Jouska tidak pernah menyarankan klien untuk membeli saham LUCK.

Dalam rilis tersebut juga disebutkan, Jouska sebelumnya tidak mengetahui bahwa dana klien yang dikelola oleh Mahesa akan dibelikan saham apa, karena ini adalah ranah kesepakatan antara klien dengan Mahesa. Jouska baru mengetahui adanya pembelian saham LUCK pada saat review portofolio yang berlangsung secara periodik.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular