
Semakin Banyak Negara Resesi, IHSG Masih Tahan Diri

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (2/9/20) ditutup naik tipis 0,2% di level 5.311,97. Pada perdagangan hari ini, ada potensi IHSG menguat tapi tipis karena sentimen negatif dan positif masih bercampur.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 612 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 8 triliun.
Untuk perdagangan hari ini Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan sentimen datang dari Australia masuk ke dalam resesi setelah hampir resesi 30 tahun lamanya. GDP Australia mengalami penurunan sebanyak 7% dalam 3 bulan terakhir, yang dimana hal tersebut merupakan penurunan terbesar sejak tahun 1959.
Sisi positifnya di tengah situasi dan kondisi saat ini, ada stimulus dari China yang menjaga optimisme perekonomian di Australia yang dimana dapat mendorong permintaan komoditas di Australia untuk dapat mengalami peningkatan.
Selain itu, formasi dari CDC Amerika yang mengatakan kepada pemerintah bagian untuk bersiap mendapatkan vaksin pada tanggal 1 November mungkin akan menjadi salah satu pendorong penguatan indeks hari ini.
Dari segi teknikal, Reliance Sekuritas menyebutkan IHSG bergerak terkonsolidasi kembali uji resistance MA200 sebagai konfirmasi penguatan lanjutan. Indikator Stochastic bergerak bearish terkonsolidasi dengan tekanan volume jual yang cukup tinggi.
Sehingga kami perkirakan secara teknikal IHSG berpotensi bergerak terbatas dan cenderung mengalami tekanan dengan support di 5.230 dan resistance di 5.360.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
