
Data Manufaktur Bikin Investor Semringah, IHSG Terbang 1%

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pertama September, Selasa (1/9/20) ditutup terbang 1,38% di level 5.310,67 usai melorot signifikan 2% pada perdagangan kemarin, akhir Agustus (31/8).
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 491 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 8 triliun.
Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan jual bersih sebesar Rp 59 miliar dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 77 miliar.
Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan beli bersih sebesar Rp 18 miliar dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dengan net buy sebesar Rp 8 miliar.
Selanjutnya bursa di kawasan Asia mayoritas terpantau hijau. Hang Seng Index di Hong Kong naik 0,03%, Nikkei di Jepang terdepresiasi 0,01%, sedangkan Indeks STI di Singapura naik 0,27%.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi Agustus 2020. Hasilnya tidak jauh berbeda dengan ekspektasi pasar.
Pada Selasa (1/9/2020), BPS menyebut inflasi bulan lalu adalah -0,05% secara bulanan (month-to-month/MtM) alias deflasi. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan terjadi deflasi secara bulan sebesar 0,01%.
Sementara dibandingkan periode yang sama pada 2019 (year-on-year/YoY), terjadi inflasi 1,32%. Median konsensus CNBC Indonesia berada di 1,375%. Inflasi tahun kalender tercatat 0,93%,
"Perkembangan harga berbagai komoditas pada Agustus ini secara umum menunjukkan adanya penurunan ," kata Suhariyanto, Kepala BPS, dalam jumpa pers hari ini.
Akan tetapi tanda kebangkitan perekonomian Indonesia datang dari IHS Markit yang melaporkan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia periode Agustus 2020 berada di 50,8. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 46,9.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Kalau sudah di atas 50, berarti pelaku usaha siap melakukan ekspansi.
"(PMI manufaktur Indonesia) naik di atas ambang netral 50 untuk kali pertama sejak Februari, dan menunjukkan peningkatan kondisi kesehatan sektor tersebut. Data PMI rata-rata (48,8) sejauh ini untuk triwulan ketiga mengisyaratkan gambaran manufaktur yang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan triwulan kedua," sebut keterangan tertulis IHS Markit.
Pendorong kenaikan angka PMI adalah pertumbuhan volume produksi maupun arus masuk pesanan baru, karena pelonggaran pembatasan Covid-19. Produksi dan permintaan baru naik pada level dalam waktu enam tahun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000