Saham Emiten Konstruksi Grup Astra Bergerak Liar, Ada Apa?

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
31 August 2020 10:10
Acset Indonusa
Foto: Acset Indonusa (dok. Acset Indonusa)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Acset Indonusa Tbk (ACST) melesat pada perdagangan pagi ini, Senin (31/8/2020). Saham anak usaha PT United Tractors Tbk (UNTR) ini, atau masuk Grup Astra ini, tercatat sebagai saham dengan kenaikan tertinggi dengan nilai transaksi yang relatif besar.

Berdasarkan data perdagangan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham ACST naik 14,36% ke level Rp 414/unit pada pukul 09.35 WIB. Nilai transaksi perdagangan tercatat mencapai Rp 9,49 miliar.

Diam-diam dalam 3 bulan terakhir, harga saham ACST melesat 68,85%, tapi secara year to date tercatat masih melemah 57,53%. Pelemahan saham ACST ini merupakan efek dari pandemi corona.

ACST akan melakukan penawaran umum terbatas (PUT) II atau rights issue dengan menerbitkan 5.725.160.000 atau 5,73 miliar saham baru atau sebesar 89,11% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah PUT II dengan nilai nominal Rp 100/saham.

Dalam prospektus yang diterbitkan perusahaan pada Jumat (14/8/2020), harga pelaksanaan rights issue ini ditetapkan sebesar Rp 262/saham.

Dengan demikian, jumlah dana yang akan diterima perseroan dalam rangka PUT II ini adalah sebesar Rp 1,49 triliun. Acset adalah cicit usaha PT Astra International, lewat PT Karya Supra Perkasa, yang sahamnya dipegang 99,9% atau mayoritas oleh PT United Tractors Tbk (UNTR), anak usaha langsung Astra.

Dalam rights issue ini, setiap 10.000 saham Lama yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan (DPS) pada tanggal 28 Agustus 2020 pukul 16.00 WIB mempunyai 81.788 HMETD (hak memesan efek terlebih dahulu.

Adapun setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak 1 saham baru yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pelaksanaan HMETD.

Dalam hal pemegang saham memiliki HMETD dalam bentuk pecahan, sesuai dengan Peraturan OJK No. 32/POJK.04/2015 pasal 33 tentang HMETD, maka atas pecahan HMETD tersebut wajib dijual oleh perseroan dan hasil penjualannya dimasukkan ke dalam rekening perseroan.

"Jika saham baru yang ditawarkan dalam PUT II ini tidak seluruhnya diambil oleh pemegang HMETD porsi publik, maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang HMETD publik lainnya yang melakukan pemesanan lebih besar dari haknya," tulis prospektus ACST.

"Apabila setelah alokasi pemesanan saham baru tambahan, masih terdapat sisa saham baru, maka berdasarkan Perjanjian Pembelian Sisa Saham Dalam Rangka PUT II 2020 Perseroan No. 59 tanggal 12 Juni 2020, antara perseroan dan PT Karya Supra Perkasa (KSP), maka KSP sebagai pembeli siaga, wajib membeli seluruh sisa saham baru tersebut.

Dari sisi kinerja, Acset Indonusa sebenarnya sedang mengalami kinerja buruk. Laba perusahaan hingga Juni 2020 membukukan rugi bersih sebesar Rp 252 miliar, turun dibandingkan rugi bersih pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 404 miliar.

Pendapatan bersih tercatat sebesar Rp 746 miliar, turun dari sebelumnya sebesar Rp 1,5 triliun pada periode yang sama tahun 2019.

Dalam siaran pers yang disampaikan United Tractors pekan lalu, saat public expose, dijelaskan pandemi Covid 19 mengakibatkan terjadinya penundaan pekerjaan proyek yang sedang berlangsung maupun pembukuan kontrak baru sehingga berdampak terhadap kinerja ACSET.

"Namun demikian, ACSET membukukan rugi bersih lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu karena penurunan beban keuangan (finance cost) terutama dari proyek Contractor Pre Financing (CPF)," sebut rilis tersebut.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article United Tractors Bagi Dividen Rp 4,5 Triliun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular