PSBB DKI Diperpanjang, Obligasi Pemerintah Kompak Tertekan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
28 August 2020 16:31
sbn obligasi
Foto: Freepik

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah kompak turun pada perdagangan Jumat (28/8/2020), yang menunjukkan investor kian menghindari aset pendapatan tetap di tengah perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan prospek suku bunga rendah global.

Semua seri Surat Berharga Negara (SBN) mencatatkan kenaikan yield (imbal hasil) bahkan untuk seri terpanjang (30 tahun) yang kemarin masih mampu mencatatkan pelemahan yield sebesar -0,07% atau setara 0,5 basis poin. Satu basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Yield surat utang berlawanan arah dari harga, sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi itu sedang tertekan. Demikian juga sebaliknya.

Kali ini, kenaikan yield tertinggi terjadi pada SBN berjangka waktu paling pendek, yakni 1 tahun, yang naik 6,8 basis poin. SBN bertenor 10 tahun yang merupakan acuan harga di pasar menyusul dengan kenaikan yield sebesar 5,5 basis poin.

Koreksi harga surat utang pemerintah terjadi di tengah catatan rekor tertinggi kasus positif Covid-19 Jakarta, yang mencapai 820 orang dalam sehari. Akibatnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Kamis malam memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Ini merupakan perpanjangan kelima sejak awal Juli 2020. Perpanjangan tersebut mengaburkan ekspektasi bahwa ekonomi nasional bakal pulih lebih cepat. Tidak ayal, perekonomian nasional bakal masih dibayangi kontraksi pada kuartal ketiga 2020.

Di luar itu, keputusan bos bank sentral Amerika Serikat (AS) Jerome Powell yang mengumumkan pendekatan baru terhadap inflasi dan angka pengangguran secara psikologs memberikan tekanan tambahan terhadap pasar obligasi nasional.

Dalam pidatonya secara virtual, bank sentral terkuat AS itu setuju menjalankan pendekatan baru dengan menargetkan "rerata inflasi." Dengan kata lain, The Fed akan membiarkan inflasi di atas 2% "untuk beberapa waktu."

Langkah tersebut akan memungkinkan The Fed lebih nyaman dengan inflasi di atas 2% selama diimbangi pertumbuhan harga yang di bawah rata-rata inflasi tersebut. Bagi aset pendapatan tetap, inflasi tinggi merupakan musuh utama yang menggerus imbal hasil investor.

Merespons itu, yield obligasi pemerintah AS yang bertenor panjang meningkat, yakni tenor 30 tahun, yang naik 2,8 basis poin ke 1,528% dan tenor 20 tahun yang tumbuh 2,5 basis poin ke 1,305%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investor Obligasi Pilih Berhati-hati, Harga SBN Turun Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular