
AS-China Pake Ribut-ribut Segala Sih! Rupiah Jadi Lemah Kan..

Namun mengapa rupiah dkk di Asia malah lesu? Sepertinya investor merespons negatif perkembangan hubungan AS-China. Setelah sempat adem, relasi kedua negara berpotensi panas lagi.
Pemerintah AS memasukkan 24 perusahaan China ke daftar hitam karena dituding terkait dengan aksi militer Negeri Tirai Bambu di Laut China Selatan. Kementerian Perdagangan AS melalui keterangan tertulis menyebutkan 24 perusahaa itu memainkan peran dalam membantu militer China untuk membangun pulau buatan di Laut China Selatan yang mencederai kedaulatan negara-negara lain.
Beberapa perusahaan yang masuk daftar hitam antara lain Guangzhou Haige Communications Group, China Communications Construction Co, Beijing Huanjia Telecommunication, Changzhou Guoguang Data Communications, China Electronics Technology Group, dan China Shipbuilding Group.
Tidak berhenti sampai di situ, Kementerian Luar Negeri AS juga akan menolak visa sejumlah warga negara China yang dianggap terlibat dalam friksi di Laut China Selatan. "Pembatasan visa akan berlaku bagi individu yang bertanggung jawab atau mengetahui aksi China yang menggunakan kekerasan terhadap negara-negara Asia Tenggara yang mempertahankan batas wilayahnya," tegas keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri AS.
China tentu tidak terima. Juru Bicara Kedutaan Besar China untuk AS di menyatakan bahwa sanksi tersebut sama sekali tidak beralasan.
"(Laut China Selatan) adalah bagian dari wilayah China, dan kami punya dasar yang kuat untuk membangun fasilitas di sana serta menerjunkan kekuatan pertahanan yang diperlukan. Pemerintah China berkomitmen untuk menjaga kedaulatan dan batas wilayah," tegas sang juru bicara, seperti dikutip dari Reuters.
Situasi ini membuat investor kebat-kebit. Pelaku pasar yang awalnya agresif berubah menjadi defensif dan melepas aset-aset berisiko. Akibatnya rupiah dan mata uang Asia berbalik lesu di hadapan dolar AS yang sedang loyo.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
