
Duh, Industri Semen Diramal Ambles 15% di Akhir Tahun

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi corona (Covid-19) berdampak pada semua sektor industri termasuk industri semen. Manajemen PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) bahkan meramal pertumbuhan permintaan sampai akhir tahun akan minus 13 -15%.
"Memang ada perlambatan, sampai akhir tahun demand growth masih di -13 sampai -15%," papar Direktur Marketing and Supply Chain SMGR, Adi Munandir dalam siaran pers yang disampaikan dalam virtual public expose, Rabu (26/8/2020).
Ia mengatakan sampai dengan Juli pertumbuhan permintaan sudah minus 8,8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Situasi pandemi ini menurutnya menjadi situasi pertama yang dihadapi sehingga prediksi permintaan bisa berubah-ubah dari bulan ke bulan.
"Kami lakukan penyesuaian dengan dinamika pasar yang terjadi," jelasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, untuk segmen ritel penurunan tidak sedalam di segmen infrastruktur karena turun 5,4% hingga Juli 2020. Meski ada perlambatan, ia menyebut jika segmen ritel masih ada kekuatan untuk segmen pelanggan pasar renovasi, sehingga kegiatan penjualan terus ditingkatkan.
Adapun penurunan di segmen infrastruktur, bisa mencapai minus 7,7% dan hingga Juli penurunan mencapai 8,8% dari total penjualan semen lantaran adanya penundaan dan penjadwalan ulang proyek infrastruktur pemerintah.
"Alokasi infra selain selain proyek infrastruktur yang ada dan harus berjalan ada juga untuk sektor perumahan. Kami lakukan langkah antisipasi remaining demand yang ada dengan pengembangan produk. Di era pandemi ada perlambatan, kami terus melihat peluang dan kita siapkan development pasar tersebut," tuturnya.
Meski dalam situasi Covid-19 ini, manajemen Semen Indonesia optimistis, jika situasi ke depan akan membaik.
Maka dari itu, untuk menyikapinya dilakukan perbaikan dari sisi fundamental, sehingga saat situasi sudah membaik, siap untuk berkembang dan akuisisi peluang.
"Kami melihat dengan optimisme situasi akan membaik kita perbaikan dari sisi fundamental," ucapnya.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Semen Indonesia Cetak Laba Q1 Rp 446 M, Saham Minus 27%