Ya Ampun! Covid-19 Bikin Banyak Pabrik Semen Nganggur

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
26 August 2020 11:27
Para pekerja sedang mengangkut semen (dok. Semen Indonesia)
Foto: Para pekerja sedang mengangkut semen (dok. Semen Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kapasitas produksi produsen semen Indonesia semakin turun sebagai dampak dari pandemi virus corona (Covid-19). Padahal kapasitas terpasang pabrik semen Indonesia hampir dua kali lipat dari kebutuhan nasional.

Direktur Marketing and Supply Chain PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), Adi Munandir menyampaikan bahwa saat ini industri persemenan di Indonesia telah mencapai tingkat kompetisi yang cukup tinggi.

Total kapasitas produksi semen nasional mencapai 112 juta ton, sementara konsumsi semen nasional di tahun 2019 sebesar 69,8 juta ton terdiri dari konsumsi ritel sebesar 73%, dan konsumsi semen curah sebesar 27%.

"Pembangunan infrastruktur ikut terdampak dimana sebagian proyek infrastruktur mengalami perlambatan dan penundaan. Hal ini pun mempengaruhi kondisi industri semen di mana pada semester I tahun 2020, konsumsi semen nasional mengalami penurunan sebesar 7,7% dibandingkan periode yang sama tahun 2019", jelas Adi dalam siaran pers yang disampaikan dalam public expose, Rabu (26/8/2020).

Adi berharap ekonomi nasional segera pulih dari dampak covid-19. Ini tampak dari upaya pemerintah dalam mengatasi dampak covid-19 dan kembali mengerjakan proyek-proyek strategis nasional. Selain itu, lanjut Adi, sektor swasta diperkirakan akan kembali ekspansi.

Hingga semester I-2020, Semen Indonesia berhasil mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 26,3% menjadi Rp 612 miliar. meskipun pendapatan usaha menurun 2 persen menjadi Rp16,03 triliun.

Direktur Keuangan SIG, Doddy Sulasmono Diniawan mengatakan beban pokok penjualan dapat menurun lebih besar dibandingkan penurunan pendapatan sehingga laba kotor Perseroan meningkat sebesar 3,2% menjadi Rp4,81 triliun dibanding semester I tahun 2019.

EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) meningkat 9,6% menjadi Rp3.47 triliun.

"Beban keuangan Perseroan juga mengalami penurunan yang merupakan hasil dari upaya pengelolaan arus kas sehingga Perseroan mampu menurunkan jumlah pinjaman sepanjang semester I tahun 2020. Perseroan juga telah melakukan program refinancing pada semester 2 tahun
2019, sehingga diperoleh tingkat bunga pinjaman yang lebih kompetitif", kata Doddy.


(hps/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Banyak Pabrik Semen Nganggur Gegara Corona, Jadi Gimana Nih?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular