Analisis Teknikal

Sudah Back-to-Back Juara Asia, Rupiah Hari Ini Bisa Hat-trick

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
25 August 2020 08:14
Uang Edisi Khusus Kemerdekaan RI ke 75 (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)
Foto: Uang Edisi Khusus Kemerdekaan RI ke 75 (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah akhirnya menguat 0,68% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.670/US$ pada perdagangan Senin (24/8/2020) kemarin.

Rupiah melanjutkan kinerja positif perdagangan terakhir pekan lalu, tidak hanya itu Mata Uang Garuda juga back-to-back menjadi juara Asia. Total penguatan rupiah selama 2 kali menjadi mata uang terbaik di Asia sudah lebih dari 1%.

Peluang berlanjutnya penguatan pada hari ini, Selasa (25/8/2020) terbuka lebar, sehingga rupiah berpeluang mencetak hat-trick alias penguatan 3 hari perdagangan beruntun, syukur-syukur jika kembali menjadi juara Asia.

Pada Selasa (18/8/2020) pekan lalu, Bank Indonesia (BI) merilis data defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) di kuartal II-2020 menyempit menjadi US$ 2,9 miliar atau setara 1,2% dari produk domestic bruto (PDB), dari kuartal sebelumnya 1,4% dari PDB.

Membaiknya defisit transaksi berjalan menjadi faktor yang begitu krusial dalam mendikte laju rupiah lantaran arus devisa yang mengalir dari pos ini cenderung lebih stabil.

Sehari setelahnya, BI dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) sekali lagi memberikan sinyal suku bunga acuan tidak akan dipangkas lagi. Dengan demikian, imbal hasil investasi di dalam negeri masih relatif tinggi dan mampu menarik modal asing masuk.

Dua faktor tersebut yang membawa rupiah kembali perkasa dalam 2 hari perdagangan terakhir, setelah mencatat pelemahan 6 hari beruntun.

Selain itu sentimen positif tambahan bagi rupiah kemarin datang setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan telah mencairkan bantuan subsidi gaji selama 4 bulan sebesar Rp 2,4 juta atau Rp 600 ribu per bulan untuk Tahap Pertama. 

Bantuan ini diberikan kepada peserta BP Jamsostek atau BPJS Ketenagakerjaan yang memiliki upah gaji di bawah Rp 5 juta.

"Anggaran Rp 37,87 triliun dan sudah dikeluarkan dalam bentuk DIPA [Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran]. Bantuan sama, berstandar Rp 600 ribu per bulan selama 4 bulan," kata Sri Mulyani, Senin (24/8/2020).

Cairnya subsidi gaji tersebut diharapkan dapat meningkatkan konsumsi masyarakat, sehingga pertumbuhan ekonomi bisa terangkat.

Secara teknikal, meski rupiah yang disimbolkan USD/IDR berhasil kembali ke bawah US$ 14.730/US$ pada kemarin. Sehingga risiko rupiah merosot ke Rp 15.135/US$ menjadi diminimalisir, bahkan berpeluang menguat lebih jauh. 

Rupiah berada dalam fase konsolidasi dalam beberapa pekan terakhir, sebelum akhirnya menembus batas atas fase tersebut di Rp 14.730/US$.
Fase konsolidasi artinya suatu instrument bolak-balik naik turun dalam rentang tertentu. Pada satu titik fase ini akan memicu "ledakan" alias pergerakan besar ketika batas atas atau bawah dilewati.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Dalam kasus USD/IDR, batas atas seperti yang disebutkan sebelumnya berada di level US$ 14.730/US$ yang merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).

Sementara batas bawah fase konsolidasi berada di level Rp 14.325/US$.

Jarak antara batas bawah hingga ke batas atas sebesar Rp 405, artinya target pergerakan rupiah setelah menembus salah satu batas sebesar Rp 405.

Dengan demikian, saat batas atas yang dilewati, maka rupiah berisiko melemah ke Rp 15.135/US$. Tetapi, risiko tersebut berhasil diredam pada kemarin.


Sementara itu indikator stochastic sudah masuk ke wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah. Artinya ketika USD/IDR mencapai overbought, terbuka peluang penguatan.

Selama tertahan di bawah Rp 14.730/US$, rupiah berpeluang menguat hingga ke Rp 14.450/US$ di pekan ini. Tetapi jika kembali ke atas level tersebut, risiko rupiah ke Rp 15.135/US$ kembali muncul.

Untuk hari ini target penguatan rupiah ke Rp 14.590/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular