
8 Investor Siap Beli Tol WSKT, Kookmin Bakal Pegang 67% BBKP

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan Senin (18/8/20) ditutup di zona hijau dengan kenaikan tipis 0,08% di level 5.277,04.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 639 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi kemarin menyentuh Rp 9,3 triliun.
Dari AS, sentimen datang dari tanda-tanda kebangkitan Amerika Serikat (AS) dalam upayanya melawan pandemi virus corona. Sentimen ini berhasil memberikan tenaga beli bagi para pelaku pasar yang ragu akan pemulihan ekonomi AS.
Pemerintahan Donald Trump dilaporkan siap mendorong penggunaan vaksin AstraZeneca sebagai vaksin darurat sebelum bulan pemilu presiden pada 3 November 2020.
Selain kabar tersebut, simak juga peristiwa emiten yang terjadi sepanjang perdagangan kemarin.
1. Ekonomi Lesu, Penjualan Rokok Gudang Garam Turun 8,8%
PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mengatakan terjadi penurunan volume penjualan rokok sepanjang semester I-2020 sepanjang semester I-2020 sebesar 8,8% year on year (YoY). Menurut data perusahaan, volume penjualan turun menjadi 42,5 miliar dari sebelumnya 46,6 miliar.
Direktur Gudang Garam Heru Budiman mengatakan selain karena Covid-19, kenaikan harga jual produk sejak Februari-Maret juga memicu terjadinya penurunan jumlah penjualan. Namun, kenaikan harga justru membantu perusahaan mengantongi pendapatan yang lebih besar.
"Mengalami kenaikan 1,75% timbul dari penurunan volume, karena harga jual kita mengalami peningkatan kenaikan harga yang mulai terjadi di bulan Februari-Maret," kata Heru dalam konferensi pers virtual, Senin (24/8/2020).
2. Raup Rp 16 T Pascajual Permata, Ini Rencana Astra Berikutnya
PT Astra International Tbk (ASII) masih akan menahan diri untuk melakukan pengembangan bisnis, termasuk akuisisi atau ekspansi di tengah pandemi Covid-19. Saat ini perusahaan masih berfokus untuk memperkuat neraca keuangan perusahaan.
Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro mengatakan meski saat ini masih berfokus untuk memperkuat keuangan, tak menutup kemungkinan jika ada peluang perusahaan untuk investasi jangka panjang.
"Penjualan Permata kita prioritaskan perkuat neraca keuangan, belum ada rencana akuisisi atau investasi yang bisa disampaikan. Prioritas perkuat neraca keuangan tapi andaikata ada peluang baik yang berikan upside mungkin jangka panjang kami juga tertarik," kata Djony dalam konferensi pers virtual, Senin (24/8/2020).
3. Wah, 8 Calon Investor Jajaki Beli 2 Ruas Tol Waskita Rp 6 T
Emiten BUMN konstruksi PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mengungkapkan setidaknya ada 8 calon investor yang siap melakukan penawaran untuk membeli 2 ruas tol milik perseroan yakni Kanci-Pejagan dan Pejagan-Pemalang dengan target divestasi mencapai sekitar Rp 6 triliun.
Divestasi ini diharapkan bisa selesai pada akhir tahun ini mengingat prosesnya membutuhkan waktu.
"Ada 8 [investor] yang nawar, untuk Pejagan-Pemalang dan Kanci-Pejagan, dua ruas tol ini punya traffic paling tinggi. Memang ini belum final, kan belum lagi due dilligence [uji tuntas]," kata Direktur Keuangan Waskita Karya Taufik Hendra Kusuma, dalam Media Visit bersama Direktur Keuangan PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) Anton Y Nugroho, di kantor CNBC Indonesia, Senin (24/8/2020).
4. Banyak Proyek Infrastruktur Setop, Emiten Semen Menjerit
PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) mengalami penurunan kinerja penjualan 19% sepanjang semester I-2020 lalu. Penurunan kinerja terjadi karena dampak pandemi Covid-19 yang menyebabkan penurunan permintaan semen, terutama untuk proyek-proyek infrastruktur pemerintah.
Direktur Utama Semen Baturaja Jobi Triananda Hasjim mengatakan sejak Maret terjadi penurunan permintaan semen di wilayah pasar perusahaan. Proyek-proyek infrastruktur dan properti terhenti karena penerapan pembatasan sosial skala besar (PSBB) di wilayah tersebut.
"Berdampak pada sales semester I-2020 turun 19% dibandingkan tahun sebelumnya. Dampaknya besar karena penerapan PSBB sehingga banyak proyek infrastruktur dan properti ditahan dan berdampak pada penjualan semen kita di dua sektor tersebut," kata Jobi dalam konferensi pers virtual, Senin (24/8/2020).
5. Bayar Utang Jumbo, Alam Sutera Rilis Global Bond Rp 6,7 T
Perusahaan pengembang PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) akan menerbitkan surat utang senior sebanyak-banyaknya senilai US$ 485 juta atau setara dengan Rp 6,74 triliun (kurs Rp 13.901/US$).
Surat utang ini akan diterbitkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX).
Berdasarkan prospektus yang dirilis perusahaan, Senin ini (24/8/2020), disebutkan bahwa obligasi ini diterbitkan dalam dua seri. Seri pertama memiliki tenor 3 tahun 6 bulan sejak tanggal penerbitan dan seri kedua dengan tenor 5 tahun sejak diterbitkan.
6. BBKP Gelar Private Placement, Kookmin Bakal Pegang 67% Saham
Setelah melaksanakan penawaran umum terbatas (rights issue), PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) bakal kembali melakukan penggalangan dana dengan langkah penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (Non-HMETD) alias private placement.
Sebagai pemegang saham pengendali, KB Kookmin Bank akan kembali menjadi pemodal dari aksi korporasi ini, sehingga modal yang akan disetorkan kepada bank ini akan bertambah.
Setelah aksi korporasi ini maka kepemilikan KB Kookmin Bank akan menjadi 67%.
7. Cari Modal Kerja, Anak Usaha Indomobil Rights Issue Rp 663 M
Anak usaha PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), yakni PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS) akan melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) III penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak-banyaknya 2.884.775.000 saham biasa.
Nominal penerbitan saham baru atau rights issue ini ditetapkan dengan nilai nominal Rp 200/saham dan harga pelaksanaan HMETD yakni Rp 230/saham, sehingga seluruhnya dana yang bisa diraih dari aksi korporasi ini berjumlah sebesar Rp 663,49 miliar.
"Jumlah besaran saham baru yang diterbitkan merupakan 33,33% dari jumlah saham perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah PUT III," tulis manajemen IMJS, dalam prospektus yang disampaikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Senin (24/8/2020).
8. Semester I-2020, Pertamina Catat Rugi Rp 11,33 T
PT Pertamina (Persero), produsen minyak nasional terbesar milik pemerintah, merugi pada semester I-2020. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan melalui situsnya, Pertamina mengalami kerugian sebesar US$ 767,92 juta atau setara Rp 11,33 triliun (asumsi kurs Rp 14.766/ US$).
Perolehan ini berbalik dibandingkan periode yang sama tahun lalu di mana Pertamina tercatat membukukan laba bersih US$ 659,96 juta atau setara Rp 9,7 triliun.
Pada semester I-2020 total penjualan Pertamina drop 19,84% menjadi US$ 20,48 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat US$ 25,55 miliar.
Nilai penjualan dalam 6 bulan pertama tahun ini setara dengan Rp 302,41 triliun.
9. Pasar Masih Gonjang-ganjing, Anak Usaha Tempo Tunda IPO
Emiten media, PT Tempo Inti Media Tbk (TMPO) menunda anak usahanya yang menaungi portal berita Tempo.co, PT Info Media Digital (IMD), untuk melantai di bursa saham tahun ini.
Situasi pasar yang belum kondusif imbas pandemi Covid-19 membuat perseroan belum mendukung rencana go public.
"Kondisi pasar ternyata tidak mendukung rencana ini. Perseroan menunggu waktu yang tepat, sambil mencari opsi-opsi pendanaan yang lain," tulis manajemen Tempo Inti Media, mengacu pengumuman di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, dikutip Senin (24/8/2020).
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jaga Kepercayaan Publik, Waskita Berkomitmen Perkuat Tata Kelola
