Kenyang Liburan, IHSG Dibuka Hijau tapi Galau

Tri Putra, CNBC Indonesia
24 August 2020 09:20
Pengunjung melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 12 Maret 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5,01% ke 4.895,75. Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dihentikan sementara (trading halt) setelah  Harga tersebut ke 4.895,75 terjadi pada pukul 15.33 WIB.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan Senin (24/8/20) dibuka di zona hijau dengan kenaikan 0,12% di level 5.278,93. Selang 5 menit IHSG masih berada di zona hijau naik sebesar 0,22% di level 5.284,58. Akan tetapi selang 10 menit perdagangan IHSG sudah menyentuh zona merah dengan penurunan 0,02% di level 5.271.89

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 80 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 831 miliar.

Pada saat pembukaan, saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan jual bersih sebesar Rp 26 miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 15 miliar.

Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dengan beli bersih sebesar Rp 4 miliar dan PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) yang mencatatkan net buy sebesar Rp 1 miliar.

Meskipun bursa Paman Sam dan bursa Benua Kuning secara umum pada perdagangan Jumat (21/8/20) berhasil menghijau, IHSG kenaikanya masih tipis setelah terkena jet lag sebab diketahui ketika bursa efek di kawasan Asia kebakaran pada Kamis lalu (20/8/20), di Indonesia sedang libur merayakan Hari Raya Tahun Baru Islam.

Tensi geopolitik global juga kembali memanas setelah Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo memperingatkan China dan Rusia untuk tidak melanggar sanksi PBB terhadap Iran.

Hal ini berpotensi meningkatkan harga emas dan minyak dunia akibat meningkatnya risiko global dan menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan.

Selanjutnya bursa di kawasan Asia mayoritas terpantau hijau, Hang Seng Index di Hong Kong naik1,44%, Nikkei di Jepang terdepresiasi 0,28%sedangkan Indeks STI di Singapura turun 0,15%.

Dari bursa acuan dunia, Wall Street kompak ditutup terbang pada penutupan Jumat (21/8/20) Dow Jones terapresiasi 0,69%, S&P 200 naik 0,34%, dan Indeks Nasdaq loncat 0,42%.

Kenaikan Jumat lalu (21/8/20) disokong oleh data aktivitas bisnis Amerika Serikat (AS) yang berhasil pulih ke level sebelum terjadinya pandemi corona yakni Agustus 2019. Hal ini ditunjukkan oleh meningkatnya order bisnis baik di sektor manufaktur maupun jasa.

Selanjutnya penjualan rumah tinggal di AS juga berhasil melesat mencetak rekor selama dua bulan berturut-turut bahkan pada Juli silam harga rumah tinggal menyentuh level tertinggi sepanjang masanya.

Rilis data perumahan AS ini menunjukkan tanda kebangkitan ekonomi AS pasca diserang pandemi virus corona sudah semakin dekat.

"Melihat data tumbuhnya sektor manufaktur AS apalagi saat perekonomian kembali dibuka setelah karantina wilayah dilonggarkan tentunya tidak mengherankan, walaupun berberapa negara bagian masih menahan pembukaan kembali ekonomi negara bagian tersebut, hal ini tentu saja membuat para pelaku pasar sumringah dan mendorong reli di bursa saham." Ujar Lindsey Bell, Kepala Strategi Investasi Ally Invest seperti dikutip dari Reuters.

Akan tetapi para pelaku pasar masih memantau progress negosiasi partai demokrat dan republik dalam meloloskan subsidi pengangguran yang terdampak pandemi corona. Seperti diketahui masih terdapat 28 juta penduduk AS yang masih menganggur dan membutuhkan subsidi pemerintah.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular