Saingi Emas, Trading Kopi Bisa Cuan Lebih Gede

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 August 2020 20:25
Potret Barista Tunanetra Bertahan Ditengah Pandemi (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Potret Barista Tunanetra Bertahan Ditengah Pandemi (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emas dunia sedang berkilau cemerlang di tahun ini, pandemi penyakit virus corona (Covid-19) dan produk turunnya, resesi, membuat permintaan akan emas sebagai aset aman (safe haven) meningkat tajam, harganya pun melesat.

Tetapi tidak hanya emas yang kinerjanya cemerlang di tahun ini, komoditas lainnya juga memberikan cuan yang cukup tinggi. Dari sektor agrikultur, harga kopi belakangan ini melesat tajam.

Sejak akhir Juni hingga hari ini, harga kopi robusta yang diperdagangkan di Intercontinental Exchange (ICE) melesat lebih dari 26% ke US$ 1.466/ton. Sementara secara year-to-date (ytd) naik lebih dari 8%, melansir data Refinitiv.

Sementara harga emas sejak akhir Juni hingga hari ini menguat lebih dari 9%, jauh lebih rendah ketimbang kenaikan harga kopi. Tetapi jika dilihat sejak awal tahun, emas unggul jauh, kenaikannya lebih dari 28%.

Artinya, harga kopi baru terakselerasi dalam 2 bulan terakhir, sementara emas sudah mulai menanjak sejak awal tahun. Maklum saja, seperti yang disebutkan sebelumnya, emas pandemi Covid-19 membuat permintaan emas meningkat, sementara komoditas lainnya justru merosot akibat kebijakan karantina (lockdown) serta pembatasan sosial yang membatasi aktivitas warga di seluruh dunia.

Cuan kopi tersebut bisa dihasilkan melalui trading di pasar berjangka (futures), dan perdagangan dilakukan di bursa berjangka.

Transaksi di bursa berjangka dilakukan dengan sistem kontrak, ketika jatuh tempo maka pemegang kontrak tersebut akan mendapatkan komoditas yang dibeli. Transaksi semacam ini biasanya dilakukan untuk hedging atau lindung nilai, baik dari sisi penjual ataupun pembeli.

Tetapi banyak juga yang menggunakan transaksi di pasar berjangka hanya untuk mencari cuan. Misalnya dalam kasus kopi, di akhir Juni berada di level US$ 1.190/ton, trader yang membeli kontrak kopi di harga tersebut tentunya akan mendapat cuan 26% hingga hari ini.

Jika kontrak tersebut dipegang hingga jatuh tempo, maka ia akan mendapat kopi sesuai dengan kontrak. Untuk menghindari tersebut, pihak trader akan menjual kembali produk yang dimiliki di harga saat ini, US$ 1.466/ton, sehingga ia akan mendapat cuan 26% dari saat kontrak dibeli.

Pasar berjangka belum terlalu familiar di Indonesia, tetapi sangat ramai di luar negeri. Pasar berjangka sebenarnya juga ada di Indonesia, transaksi dilakukan di Jakarta Futures Exchange (JFX) atau Indonesia Commodity and Derivative Exchange (ICDX).

Untuk bisa masuk ke perdagangan berjangka tersebut harus melalui perantara yakni perusahaan pialang berjangka.

Semua aktivitas perdagangan di pasar berjangka di Indonesia di bawah naungan dan diawasi oleh Badan Pengawas Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos PTPN Ungkap Beratnya Bisnis Teh, Fokus ke Kopi Arabika

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular