
Bursa Saham Asia Merah Membara, Untung RI Libur...

Sentimen kedua adalah memanasnya hubungan Amerika Serikat (AS) dan China. Presiden AS Donald Trump menunda pertemuan dengan China yang sedianya berlangsung akhir pekan ini. Agenda pertemuan tersebut adalah membahas kelanjutan damai dagang.
"Saya sedang tidak ingin bicara dengan China saat ini," ujar Trump, sebagaimana diwartakan Reuters.
Berbagai isu membuat hubungan Washington-Beijing memburuk, terutama sejak Trump berkantor di Oval Office. Perang dagang, demokrasi Hong Kong, Laut China Selatan, tudingan spionase yang dilakukan perusahaan Negeri Tirai Bambu, sampai pandemi virus corona, menjadi hal-hal yang memanaskan hubungan kedua negara.
Sentimen ketiga adalah penyebaran virus corona yang kembali menggila. Kemarin, Korea Selatan mencatatkan 288 kasus baru. Dalam sepekan terakhir, pasien baru bertambah dalam hitungan ratusan, sesuatu yang mencemaskan di Negeri Ginseng.
Apabila tidak ada perbaikan, pemerintah Korea Selatan menegaskan akan mengetatkan pembatasan sosial (social distancing) dalam tingkatan tertinggi. Artinya, ada risiko sekolah kembali ditutup, karyawan diminta bekerja dari rumah, dan tidak boleh ada kumpul-kumpul warga lebih dari 10 orang.
Berbagai sentimen tersebut membuat investor jiper, karena sepertinya proses pemulihan ekonomi menjadi penuh ketidakpastian. Akibatnya, pelaku pasar memilih bermain aman dan melepas aset-aset berisiko di pasar keuangan Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)[Gambas:Video CNBC]