
Bursa Saham Asia Merah Membara, Untung RI Libur...

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Indonesia tutup hari ini memperingati Tahun Baru Islam 1422 Hijriyah. Andai hari ini pasar tetap buka, kira-kira bagaimana nasib Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)?
Ada kemungkinan IHSG akan melemah, mengikuti indeks saham utama Asia lainnya. Berikut perkembangan indeks saham Benua Kuning hari ini:
Indeks saham Asia mengikuti bursa saham New York yang berakhir di zona merah. Dini hari tadi waktu Indonesia, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,31% ke 27.692,88. Sementara S&P 500 melemah 0,44% menjadi 3.374,85 dan Nasdaq Composite terpangkas 0,57% ke 11.146,46.
Setidaknya ada tiga sentimen yang membuat investor malas mengoleksi aset-aset berisiko. Pertama adalah rilis notula rapat (minutes of meeting) Komite Pengambil Kebijakan Bank Sentral AS (Federal Open Market Committee/FOMC) edisi Juli 2020. Hasil rapat tersebut memang sesuai ekspektasi, suku bunga acuan ditahan di 0-0,25%.
Namun yang mencemaskan adalah 'suasana kebatinan' dalam rapat itu. Dalam notula setebal 13, kata ketidakpastian (uncertainty) muncul delapan kali. Misalnya di halaman delapan, disebutkan bahwa dampak ekonomi dari pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) menimbulkan ketidakpastian yang semakin tinggi.
"Ketidakpastian terkait dengan dampak ekonomi akibat pandemi meningkat luar biasa. Tekanan yang terjadi membuat berbagai perkiraan ekonomi menjadi lebih menantang ketimbang sebelumnya," tulis notula itu.
Oleh karena itu, sepertinya laju pemulihan ekonomi di Negeri Paman Sam bakal lebih lambat dari perkiraan semula. Sebab wabah Covid-19 terlanjur memberikan pukulan dahsyat terhadap perekonomian.
"Pemulihan laju Produk Domestik Bruto (PDB) dan tingkat pengangguran pada paruh kedua 2020 kemungkinan tidak secepat perkiraan sebelumnya. Ini karena aktivitas ekonomi melambat ke rekor terendah pada kuartal II-2020," lanjut notula itu.
Sentimen kedua adalah memanasnya hubungan Amerika Serikat (AS) dan China. Presiden AS Donald Trump menunda pertemuan dengan China yang sedianya berlangsung akhir pekan ini. Agenda pertemuan tersebut adalah membahas kelanjutan damai dagang.
"Saya sedang tidak ingin bicara dengan China saat ini," ujar Trump, sebagaimana diwartakan Reuters.
Berbagai isu membuat hubungan Washington-Beijing memburuk, terutama sejak Trump berkantor di Oval Office. Perang dagang, demokrasi Hong Kong, Laut China Selatan, tudingan spionase yang dilakukan perusahaan Negeri Tirai Bambu, sampai pandemi virus corona, menjadi hal-hal yang memanaskan hubungan kedua negara.
Sentimen ketiga adalah penyebaran virus corona yang kembali menggila. Kemarin, Korea Selatan mencatatkan 288 kasus baru. Dalam sepekan terakhir, pasien baru bertambah dalam hitungan ratusan, sesuatu yang mencemaskan di Negeri Ginseng.
Apabila tidak ada perbaikan, pemerintah Korea Selatan menegaskan akan mengetatkan pembatasan sosial (social distancing) dalam tingkatan tertinggi. Artinya, ada risiko sekolah kembali ditutup, karyawan diminta bekerja dari rumah, dan tidak boleh ada kumpul-kumpul warga lebih dari 10 orang.
Berbagai sentimen tersebut membuat investor jiper, karena sepertinya proses pemulihan ekonomi menjadi penuh ketidakpastian. Akibatnya, pelaku pasar memilih bermain aman dan melepas aset-aset berisiko di pasar keuangan Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Dibuka Meyakinkan, Balik ke Level 7.300