
Kalau Trump Kalah di Pilres AS, Katanya Positif Buat Asia Lho

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan keuangan asal Jepang, Nomura, menilai jika calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, memenangkan pemilihan presiden AS yang akan digelar pada 3 November mendatang maka bisa menjadi menjadi keuntungan bagi Asia.
"Khusus untuk Asia, jika Biden menang, saya pikir itu akan benar-benar positif [bagi Asia]. Jika dia menang akan menghasilkan kebijakan yang lebih pasti, kebijakan luar negeri [yang positif]," katanya Head of Global Macro Research and Co-Head of GM Research Nomura, Rob Subbaraman, kepada "Street Signs Asia" CNBC, dikutip Kamis (20/8/2020).
Subbaraman, yang merupakan kepala penelitian makro global di Nomura menambahkan, bahwa kepemimpinan Biden akan melahirkan lebih banyak koalisi yang positif dan secara umum akan menguntungkan wilayah di Asia.
Sementara itu, analis juga berharap agar Biden bisa "bersikap keras" terhadap China dalam banyak persoalan, dan tak hanya soal perdagangan. Mantan Wapres AS itu juga dianggap akan menjadi sosok positif bagi seluruh dunia secara keseluruhan.
![]() Democratic presidential candidate former Vice President Joe Biden, one of seven scheduled Democratic candidates participating in a public education forum, makes opening remarks, Saturday, Dec. 14, 2019, in Pittsburgh. Topics at the event planned for discussion ranged from student services and special education to education equity and justice issues. (AP Photo/Keith Srakocic) |
Ketegangan antara AS dan China telah meningkat tajam di bawah kepemimpinan Presiden AS Donald Trump. Perselisihan antara dua negara adidaya ekonomi dunia berkutat pada persoalan perdagangan hingga dugaan kekhawatiran atas keamanan nasional. Kondisi ini menarik perusahaan telekomunikasi China Huawei ke dalam zona kehancuran.
Biden secara resmi telah ditunjuk sebagai calon presiden dari Partai Demokrat di Konvensi Nasional Demokrat yang digelar secara virtual, Selasa malam (18/9/2020).
Hanya saja, Subbaraman mengatakan, bagaimanapun, bahwa pasar AS bisa mendapatkan ketegangan baru di bawah kepresidenan Biden nantinya jika memenangkan pilpres.
"Saya pikir akan ada lebih banyak fokus pada redistribusi pendapatan di AS, yang tidak akan baik untuk pasar AS," kata Subbaraman.
Dia menambahkan bahwa kepresidenan Biden berpotensi dapat fokus pada pajak yang lebih tinggi dan lebih keras pada perusahaan teknologi, yang akan menjadi sentimen "negatif" bagi pasar di AS.
Joe Biden maju dalam percaturan pilpres AS menantang Donald Trump dari Partai Republik. Biden menunjuk Kamala Harris, senator AS dari California sebagai cawapres.
Biden mengumumkan penunjukkan Harris pada Selasa (11/8/2020) melalui cuitan di Twitter kepada para pendukungnya.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jadi Presiden Baru AS, Ini Dia Sepak Terjang Joe Biden
